Siklus
Akuntansi
Perusahaan Jasa, Persamaan, Pencatatan Transaksi dan Posting Jurnal,
Buku Besar, Neraca Saldo dan Lajur, Laporan Keuangan, Ekonomi -
Akuntansi, baik langsung maupun tidak langsung digunakan oleh semua
orang dalam kehidupannya. Misalnya, sebagai seorang siswa, Anda dapat
mencatat pemasukan dan pengeluaran uang yang diberikan orangtua Anda.
Berdasarkan catatan tersebut, Anda dapat mengetahui berapa uang yang
diterima, di belanjakan, dan disimpan. Dengan demikian, Anda dapat
mengetahui dan mengevaluasi masalah keuangan Anda. Manfaatnya Anda akan
lebih berhati-hati melakukan pengeluaran dan menghindari hal-hal yang
tidak perlu. Tahukah Anda bagaimana melakukan proses akuntansi
perusahaan jasa yang lengkap?
Pada Postingan kali ini, Anda akan mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa
secara keseluruhan, yaitu tentang akuntansi sebagai sistem informasi,
persamaan akuntansi, pencatatan transaksi berdasarkan mekanisme debet
dan kredit, posting jurnal ke dalam buku besar, membuat neraca saldo,
membuat jurnal penyesuaian, membuat neraca lajur, menyusun laporan
keuangan, serta melakukan penutupan untuk akuntansi perusahaan jasa.
Dengan mempelajari materi tersebut diharapkan Anda dapat memahami dan
mempraktikkan siklus akuntansi, baik untuk bekal ketika Anda melanjutkan
pendidikan maupun bekerja di perusahaan.
A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi
1. Sejarah Munculnya Akuntansi
Sebelum Anda mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa secara
keseluruhan, Anda akan diajak menelusuri sejarah munculnya akuntansi.
Apakah Anda sudah mengetahui sejarah munculnya akuntansi?
Akuntansi merupakan hasil dari masa Renaissance Italia yang dikemukakan
oleh Luca Pacioli. Namun, sejak 4.000 tahun yang lalu, catatan-catatan
atas transaksi keuangan telah ada di beberapa negara, seperti di
Mesopotamia, Mesir, India, dan Timur Tengah. Italia merupakan penerima
akumulasi kebijakan-kebijakan akuntansi dari negara-negara tersebut.
Selanjutnya, pada abad ke-13 dan ke-14, di beberapa pusat perniagaan
Italia bagian utara muncul sistem tata buku berpasangan (double entry
bookkeeping). Sejak itulah muncul istilah akuntansi, seperti debet,
kredit, ayat jurnal, buku besar, neraca saldo, neraca, akun, dan laporan
keuangan laba/rugi.
Pada akhir abad ke-19, perubahan telah membentuk sistem akuntansi
menjadi suatu bentuk yang lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau
korporasi industri besar, di antaranya ditandai dengan hal-hal berikut.
a. Bentuk-bentuk awal perusahaan telah diciptakan dan di beda kan dari pemiliknya.
b. Saham-saham dalam perusahaan telah diciptakan.
c. Ada perbedaan antara modal dan pendapatan.
d. Konsep kelangsungan usaha (going concern) mulai digunakan.
e. Adanya bursa saham efektif.
f. Tumbuhnya industri dan perdagangan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan satu-satunya organisasi profesi
akuntan Indonesia yang didirikan pada 1957. Sampai saat ini, akuntan
yang tercatat sebagai anggota IAI berjumlah kurang lebih 5.000 akuntan
yang terdiri atas akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik,
dan akuntan yang bekerja di sektor pemerintah.
Pendirian IAI diprakarsai oleh Prof. R. Soemardjo Tjitrosidojo bersama
dengan sepuluh akuntan Indonesia lainnya ialah Abutari, Tio Ro Tjang,Tan
Eng Oen, Tang Siu Tjhang, Liem Kwie Liang, The Tik Him, Basuki T.
Siddharta, Hendra Darmawan, Go Tie Siem, dan Tan Tong Djoe.
2. Pengertian Akuntansi dan Perusahaan
Akuntansi terus berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia
usaha. Akuntansi merupakan suatu proses pencat atan penggolongan,
peringkasan, dan penganalisisan data keuangan sebuah organisasi
(perusahaan). Perusahaan adalah organisasi yang sumber dayanya (input),
seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang
atau jasa (output) bagi pelanggan.
Tujuan setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya, yaitu untuk
memaksimalkan keuntungan. Keuntungan atau laba (profit) adalah selisih
antara jumlah yang diterima perusahaan atas penjualan barang atau jasa
kepada pelanggan dengan jumlah yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan
dan menjual barang atau jasa tersebut.
Jenis-jenis perusahaan, di antaranya dapat dibedakan menjadi perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan industri.
a. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual jasa
atau pelayanan yang bersifat bukan barang berwujud fisik kepada
pelanggan. Jenis jasa tersebut, antara lain jasa konsultasi dan profesi,
jasa hiburan, jasa keahlian pribadi atau perorangan, jasa angkutan,
jasa penginapan, jasa komunikasi, serta jasa pertanggungan dan keuangan.
b. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang dagangan nya
dari pemasok dan menjualnya kembali kepada pelanggan tanpa diproses
terlebih dahulu atau diubah bentuknya. Contoh perusahaan dagang, antara
lain supermarket, penyalur atau distributor, toko buku, dan pedagang
hasil bumi.
c. Perusahaan Industri
Perusahaan industri adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi
suatu produk yang memiliki manfaat, kemudian produk tersebut dijual
kepada pelanggan. Contoh perusahaan industri, di antaranya pabrik
makanan, tekstil, kerajinan, pertambangan, serta perakitan.
3. Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Informasi Akuntansi
Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mengidentifikasi,
mencatat, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi suatu organisasi
(perusahaan) kepada pengguna informasi akuntansi. Sebagai penyedia jasa,
akuntansi akan memberikan informasi keuangan yang sifatnya kuantitatif
untuk berbagai pihak yang berkepentingan (business stakeholder) terhadap
kelangsungan perusahaan.
Pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu orang atau entitas yang memiliki
kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan. Pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut terdiri atas pihak internal dan pihak eksternal.
Pihak internal, yaitu pihak manajemen perusahaan yang dipercaya oleh
pemilik untuk merencanakan, mengorganisasi, dan menjalankan aktivitas
perusahaan. Manajer perusahaan menggunakan informasi akuntansi untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan dan untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan operasional perusahaan.
Adapun pihak eksternal perusahaan, di antaranya terdiri atas
a. Pemilik (Owner)
Pemilik adalah orang atau entitas yang menginvestasikan sumber daya
(input) ke dalam perusahaan. Pemilik menggunakan informasi akuntansi
untuk mengetahui kinerja perusahaan sehingga dapat membuat suatu
keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual saham perusahaan.
b. Karyawan (Employee)
Karyawan adalah orang yang memberikan jasanya kepada perusahaan tempat
orang tersebut memperoleh upah. Informasi akuntansi digunakan oleh
karyawan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
memberikan imbalan kepada karyawan.
c. Pelanggan (Customers)
Pelanggan adalah sekelompok orang yang membeli barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan. Informasi akuntansi digunakan oleh
pelanggan untuk mengetahui jaminan produk yang diberikan oleh
perusahaan.
d. Kreditor (Creditor)
Kreditor adalahh orang atau entitas yang menginvestasikan sumber dayanya
melalui pemberian kredit. Kreditor menggunakan informasi akuntansi
untuk mengetahui perkembangan perusahaan sehingga dapat menilai seberapa
besar kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjamannya serta untuk
mengevaluasi risiko pemberian kredit atau peminjaman dana.
e. Pemerintah (Government)
Pemerintah, memungut pajak atas laba yang diperoleh perusahaan.
Pemerintah menggunakan informasi akuntansi untuk menilai dan menentukan
besarnya pajak yang akan dikenakan terhadap perusahaan dan sebagai dasar
pertimbangan untuk menentukan kebijakan perpajakan.
Akuntansi sebagai sistem informasi akuntansi dapat digambarkan dalam Bagan 1 berikut.
Peraturan yang mengatur akuntansi di Amerika bernama Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP) atau prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum. GAAP merupakan hukum atau peraturan untuk menyajikan
informasi yang dapat diterima oleh mayoritas masyarakat Amerika.
Adapun di Indonesia terdapat Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK berisi
peraturan-peraturan yang berguna sebagai pedoman pelaksanaan akuntansi
di Indonesia.
4. Profesi dan Bidang Akuntansi
Jabatan dalam profesi akuntansi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
akuntan publik dan akuntan internal. Akuntan publik adalah akuntan yang
memberikan jasa atau pelayanan dalam bidang akuntansi untuk masyarakat
umum. Oleh karena itu, akuntan publik akan menerima imbalan atas jasa
yang diberikannya dari pemakai jasa tersebut. Jenis pekerjaan yang
biasanya dilakukan oleh akuntan publik, yaitu pemeriksaan atas laporan
keuangan (auditing), bantuan perpajakan, dan konsultasi manajemen.
Adapun akuntan internal adalah akuntan yang bekerja dalam sebuah
perusahaan tertentu. Akuntan intern hanya melakukan pekerjaan untuk
kepentingan perusahaan tempat ia bekerja. Akuntan intern terdapat dalam
berbagai organisasi, baik dalam perusahaan maupun organisasi nirlaba
(perusahaan yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan), seperti
rumah sakit atau yayasan sosial. Organisasi profesi akuntan di Indonesia
bernama Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI.
Berdasarkan pengelompokan profesi akuntan tersebut, bidang akuntansi
dapat dikelompokkan menjadi akuntansi publik dan akuntansi internal.
Akuntansi publik terdiri atas bidang-bidang akuntansi berikut.
a. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Auditing)
Pemeriksaan laporan keuangan atau auditing yang dilakukan oleh akuntan
publik harus dilakukan secara independen. Akuntan akan menilai kewajaran
laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan untuk investor,
kreditor, dan pihak yang berkepentingan lainnya. Hasil pemeriksaan
akuntan publik dituangkan dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan
akuntan.
b. Akuntansi Perpajakan
Pelayanan atau jasa akuntansi perpajakan merupakan jasa akuntan publik
yang banyak dibutuhkan masyarakat. Jasa yang diberikan akuntan dalam
bidang perpajakan, di antaranya bertujuan memenuhi peraturan perpajakan
dan menekan pajak seminimal mungkin.
c. Konsultasi Manjemen
Jasa konsultasi manajemen ini biasanya diberikan bersamaan dengan
pemeriksaan laporan keuangan karena biasanya akuntan memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang operasi perusahaan yang diperiksanya.
Akuntan dapat memberikan saran yang dapat dipertimbangkan untuk
memperbaiki operasi perusahaan yang
diperiksanya.
Adapun akuntansi internal, terdiri atas bidang-bidang akuntansi berikut.
a. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menangani analisis biaya
perusahaan yang berguna untuk membantu manajemen dalam pengawasan
biaya, penetapan harga jual produk, serta memberikan informasi kepada
manajemen tentang produk yang tidak menguntungkan dan produk yang
menguntungkan.
b. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan
penetapan sasaran penjualan dan laba serta perencanaan yang yang
terperinci untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai tersebut. Anggaran
juga berguna untuk mengawasi operasi perusahaan dengan cara
membandingkan data sesungguhnya dengan data anggaran. Anggaran dibuat
berdasarkan data masa lalu yang dilaporkan dalam laporan akuntansi.
c. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi merupakan bidang akuntansi yang berkaitan
dengan proses identifikasi kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, baik pihak internal maupun eksternal. Sistem informasi
akuntansi berguna untuk membantu pengawasan operasi perusahaan.
d. Pemeriksaan Internal
Pemeriksaan internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan
internal perusahaan. Akuntan internal tersebut melakukan evaluasi
terhadap sistem akuntansi dan manajemen perusahaan. Tujuan utama
dilakukannya pemeriksaan internal, yaitu membantu manajemen efisiensi
operasi perusahaan serta menjamin pelaksanaan prosedur dan rencana
sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Secara sederhana, bidang-bidang akuntansi tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
a. Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang tujuan utamanya menghasilkan
laporan keuangan untuk pihak-pihak di luar manajemen perusahaan (pihak
eksternal), seperti investor, kreditor, pemerintah, dan pelanggan
perusahaan.
b. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah akuntansi yang tujuan utamanya menghasilkan
informasi untuk kepentingan manajemen perusahaan (pihak internal).
Informasi yang disajikan untuk pihak manajemen akan berbeda dengan
informasi yang disajikan untuk pihak luar manajemen. Informasi akuntansi
untuk manajemen penyajiannya akan lebih mendalam karena digunakan untuk
pengambilan keputusan manajemen. Oleh karena itu, informasi yang
disajikan untuk manajemen biasanya tidak dipublikasikan kepada pihak
luar.
B. Persamaan Akuntansi (Accounting Equation)
Pencatatan suatu transaksi digolongkan sesuai dengan kelompoknya agar
dapat dibuat ringkasan untuk disajikan dalam laporan keuangan. Ada dua
elemen dasar yang mempengaruhi suatu bisnis atau usaha, yaitu apa yang
dimiliki dan apa yang menjadi utang. Aktiva (assets) adalah sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan dapat memberikan manfaat
pada masa yang akan datang. Ekuitas (equity) merupakan hak pemilik yang
meru pakan sumber investasi. Hubungan antara aktiva dan ekuitas dapat
dilihat dalam persamaan berikut.
Aktiva = Ekuitas
Ekuitas terdiri atas dua unsur utama, yaitu kewajiban (liabilities) dan
modal (capital/owner’s equity). Kewajiban, yaitu keharusan suatu
perusahaan untuk melunasi jumlah tertentu atau melaksanakan suatu jasa
kepada pihak lain pada saat jatuh tempo. Adapun modal merupakan hak
pemilik dalam suatu perusahaan sebagai akibat adanya modal pokok yang
diserahkan untuk memulai usaha. Dengan demikian, persamaan akuntansi
tersebut dapat dikembangkan menjadi seperti berikut.
Aktiva = Kewajiban + Modal
Pernyataan tentang hubungan antara aktiva, kewajiban, dan modal disebut
persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi merupakan
perangkat yang paling dasar dalam akuntansi. Dalam persamaan akuntansi,
digambarkan bahwa jumlah aktiva harus sama dengan jumlah kewajiban
ditambah modal.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi modal, yaitu sebagai berikut.
1. Hal-hal yang menambah jumlah modal, yaitu:
a. investasi pemilik (investment), dan
b. pendapatan (income). Pendapatan adalah arus masuk sumber daya ke
dalam perusahaan dalam suatu periode dari penjualan barang atau jasa.
2. Hal-hal yang mengurangi jumlah modal, yaitu:
a. penarikan atau pengambilan dana oleh pemilik/prive (owner’s withdrawals/drawing), dan
b. biaya/beban yang dikeluarkan perusahaan (expenses).
Unsur penambah dan pengurang modal tersebut dapat digambarkan dalam Bagan 2 berikut.
Transaksi (transaction) adalah kejadian ekonomi yang mempengaruhi
kondisi keuangan suatu perusahaan. Transaksi yang terjadi akan
mempengaruhi persamaan akuntansi. Artinya, akan mempengaruhi komponen
aktiva, kewajiban, dan modal. Pengaruh transaksi tersebut dapat dilihat
dalam contoh persamaan akuntansi berikut. Tuan Darun mendirikan
perusahaan jasa pada 1 Agustus 2007 dengan nama Perusahaan Jaya Abadi.
Transaksi yang terjadi selama bulan Agustus dan pengaruhnya terhadap
persamaan akuntansi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Transaksi 1
Tuan Darun menginvestasikan dananya sebagai modal perusahaan sebesar Rp
50.000.000,00. Pengaruh transaksi ini, yaitu menambah aktiva berupa kas
di sisi debet dan menambah akun modal di sisi kredit sebesar Rp
50.000.000,00.
Transaksi 2
Perusahaan membeli tanah sebesar Rp 20.000.000,00 secara tunai.
Transaksi ini akan menambah aktiva berupa tanah dan akan mengurangi
aktiva lain berupa kas sebesar Rp 20.000.000,00.
Transaksi 3
Perusahaan membeli peralatan sebesar Rp 10.000.000,00 dan perlengkapan
sebesar Rp 5.000.000,00 secara kredit. Transaksi ini akan menambah akun
aktiva berupa peralatan sebesar Rp 10.000.000,00 dan perlengkapan
sebesar Rp 5.000.000,00 serta menambah kewajiban berupa utang usaha
sebesar Rp 15.000.000,00.
Pada pertengahan Agustus, perusahaan menerima pendapatan jasa sebesar Rp
18.000.000,00 secara tunai. Transaksi ini akan menambah aktiva berupa
kas dan menambah modal sebesar Rp 18.000.000,00.
Transaksi 5
Selama bulan Agustus, perusahaan mengeluarkan beban-beban sebagai berikut:
upah
karyawan (wages)
|
Rp 1.500.000,00
|
sewa
(rent)
|
Rp 500.000,00
|
iklan
|
Rp 250.000,00
|
Transaksi beban tersebut akan mengurangi kas dan modal sebesar Rp 2.250.000,00.
Perusahaan membayar sebagian utangnya kepada kreditor sebesar Rp
9.000.000,00. Transaksi ini akan mengurangi aktiva berupa kas dan
kewajiban berupa utang usaha sebesar Rp 9.000.000,00.
Pada minggu ketiga Agustus, perusahaan menerima pendapatan jasa sebesar
Rp 20.000.000,00 yang akan diterima kemudian. Transaksi ini akan
menambah akun aktiva berupa piutang usaha dan menambah modal sebesar Rp
20.000.000,00.
Pada akhir Agustus, diketahui perlengkapan yang tersisa sebesar Rp
3.500.000,00. Perlengkapan yang terpakai, yaitu Rp 5.000.000,00 – Rp
3.500.000,00 = Rp 1.500.000,00. Transaksi ini akan mengurangi aktiva
berupa perlengkapan dan modal sebesar Rp 1.500.000,00.
Pada akhir Agustus, perusahaan menerima pelunasan piutang usaha (untuk
transaksi 7) sebesar Rp 7.500.000,00. Transaksi ini akan mengurangi
aktiva berupa piutang usaha dan menambah kas sebesar Rp 7.500.000,00.
Transaksi 10
Tuan Darun mengambil uang dari kas perusahaan sebesar Rp 2.500.000,00
untuk kepentingan pribadinya. Transaksi ini akan mengurangi kas dan
modal sebesar Rp 2.500.000,00.
Ringkasan seluruh transaksi tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
C. Pencatatan Transaksi dan Posting Jurnal ke Dalam Buku Besar
1. Mekanisme Debet dan Kredit
Pencatatan transaksi keuangan harus menggunakan akun dan sesuai dengan
mekanisme yang benar. Perkiraan/rekening/akun (account) adalah suatu
formulir (alat) yang digunakan untuk mencatat penambahan dan pengurangan
aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban serta untuk
menggolongkan transaksi-transaksi yang sejenis. Akun-akun tersebut,
dapat dikelompokkan menjadi akun riil atau akun neraca dan akun nominal
atau akun laba/rugi. Akun riil terdiri atas akun aktiva, kewajiban, dan
modal.
a. Aktiva (Assets)
Aktiva terdiri atas empat unsur utama, yaitu aktiva lancar, investasi, aktiva tetap berwujud, dan aktiva tetap tidak berwujud.
1) Aktiva Lancar (Current Assets)
Aktiva lancar adalah uang tunai yang dimiliki perusahaan dan aktiva yang
diharapkan mudah untuk dicairkan menjadi uang tunai. Aktiva lancar
terdiri atas kas (cash), surat berharga (marketable securities), wesel
tagih (notes receivable), piutang usaha (account receivable), persediaan
barang dagangan (merchandise inventory), beban dibayar di muka (prepaid
expenses), dan per lengkapan (supplies).
2) Investasi (Investment)
Investasi adalah bentuk penyertaan jangka panjang yang tujuannya untuk
menguasai perusahaan dan tidak akan dijual dalam waktu dekat. Misalnya,
investasi dalam saham, investasi dalam obligasi, dan investasi berupa
tanah.
3) Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets)
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang wujud fisiknya terlihat dan
digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya serta
memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun (satu periode akuntansi).
Aktiva tetap, di antaranya peralatan (equip ment), bangunan (building),
dan tanah (land).
4) Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets)
Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva yang memiliki masa manfaat
lebih dari satu periode akuntansi, tetapi wujud fisiknya tidak dapat
dilihat. Aktiva tetap tidak berwujud, di antaranya goodwill, hak paten,
hak cipta, dan merek dagang.
b. Kewajiban (Liabilities)
Unsur-unsur kewajiban, terdiri atas kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
1) Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
Kewajiban lancar adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang
jangka waktu pelunasannya kurang dari satu tahun (satu periode
akuntansi). Kewajiban lancar, di antaranya utang usaha (account payable)
dan wesel bayar (notes payable).
2) Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan pada pihak lain
yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun (lebih dari
satu periode akuntansi). Misalnya, utang hipotek dan utang bank jangka
panjang.
c. Modal (Capital)
Modal adalah hak atau tuntutan pemilik dalam suatu perusahaan sebagai
akibat adanya modal pokok yang diserahkan untuk memulai suatu usaha.
Adapun akun nominal terdiri atas akun pendapatan dan modal.
1) Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang
dagangan atau jasa kepada pelanggan. Pendapatan dapat dikelompokkan
menjadi beban usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan merupakan
komponen penambah modal.
2) Beban
Beban adalah pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang, jasa, atau
fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode
akuntansi berjalan. Pencatatan akun aktiva, kewajiban, dan modal
tersebut didasarkan pada sistem pencatatan ganda atau sistem pencatatan
berpasangan. Artinya, setiap transaksi paling sedikit akan mempengaruhi
dua akun. Misalnya, terjadi transaksi pembelian peralatan secara tunai
sebesar Rp 5.000.000,00. Transaksi tersebut akan menambah akun peralatan
dan akan mengurangi akun kas perusa haan sebesar Rp 5.000.000,00.
Pencatatan atas penambahan atau pengurangan suatu akun dapat dilihat
pada akun bentuk T berikut.
Sisi kiri disebut sisi debet dan dapat disingkat dengan D. Adapun sisi
kanan disebut sisi kredit dapat disingkat dengan K. Semua penambahan
suatu akun akan dicatat pada satu sisi dan semua pengurangan dicatat
pada sisi lainnya. Pola pencatatan pada sisi debet dan kredit, yaitu
sebagai berikut.
Aktiva berada pada sisi yang berlawanan dengan kewajiban dan modal
sehingga penambahan dan pengurangan aktiva berbeda dengan kewajiban dan
modal. Pola pencatatan modal berbeda dengan kewajiban dan aktiva karena
modal dipengaruhi oleh akun pendapatan dan beban. Hal ini dapat dilihat
pada buku besar berikut.
Pendapatan merupakan bagian dari akun modal yang akan menambah jumlah
modal. Adapun beban merupakan akun yang akan menurunkan jumlah modal
sehingga penambahan dan pengurangan beban berada di sisi yang berbeda
dengan penambahan dan pengurangan pendapatan. Berikut ringkasan aturan
pendebetan, pengkreditan, serta saldo normal untuk setiap akun.
Jenis Akun
|
Penambahan
|
Pengurangan
|
Saldo Normal
|
Aktiva
|
Debet
|
Kredit
|
Debet
|
Kewajiban
|
Kredit
|
Debet
|
Kredit
|
Modal
|
Kredit
|
Debet
|
Kredit
|
Pendapatan
|
Kredit
|
Debet
|
Kredit
|
Beban
|
Debet
|
Kredit
|
Debet
|
Contoh Soal (SPMB 2006) :
Untuk menekankan bahwa kreditor memiliki hak utama atas kekayaan
perusahaan, susunan persamaan dasar akuntansi dapat diubah sebagai
berikut ....
a. kewajiban – aktiva = modal
b. modal – aktiva = kewajiban
c. aktiva – kewajiban = modal
d. modal – kewajiban = aktiva
e. aktiva + modal = kewajiban
Penyelesaian:
Persamaan dasar akuntansi:
Harta = Utang + Modal, dapat diubah menjadi
Harta – Utang = Modal
atau
Harta – Modal = Utang
Jawaban: c
2. Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal Umum
Langkah pertama dalam suatu siklus akuntansi, yaitu mencatat transaksi
ke dalam jurnal umum. Jurnal umum merupakan catatan kronologis transaksi
suatu perusahaan. Langkah-langkah pencatatan transaksi sampai
penyusunan laporan keuangan dapat dilihat dalam Bagan 3 berikut.
Bentuk jurnal umum yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut.
Pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal, dapat dilakukan langsung
dari transaksi atau bukti transaksi. Sebaiknya setiap transaksi
dilengkapi dengan bukti transaksi sehingga sumber pencatatannya jelas
dan lengkap.
Bukti transaksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bukti transaksi
internal dan bukti transaksi eksternal. Bukti transaksi internal
merupakan bukti atas transaksi yang dilakuan antarbagian dalam
perusahaan yang bersangkutan. Bukti transaksi internal biasanya berupa
memo yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan berwenang
dalam suatu perusahaan. Misalnya, memo yang dibuat manajer bagian
pemasaran untuk manajer bagian keuangan.
Hal-hal yang biasanya dicatat dalam memo, antara lain transaksi
penyusutan aktiva tetap, anggaran beban yang akan dikeluarkan, dan
piutang yang tidak dapat ditagih.
Adapun bukti eksternal merupakan bukti atas transaksi yang terjadi
antara pihak perusahaan dan pihak luar perusahaan. Bukti transaksi
eksternal, di antaranya kuitansi, cek, faktur, nota debet, dan nota
kredit.
a. Kuitansi adalah bukti penerimaan atau pengeluaran sejumlah uang.
b. Cek adalah perintah secara tertulis kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang memegang cek tersebut.
c. Faktur adalah bukti pendukung atas transaksi penjualan (faktur penjualan) dan transaksi pembelian (faktur pembelian).
d. Nota kredit adalah bukti untuk transaksi pengembalian barang yang telah dijual kepada pelanggan (retur penjualan).
e. Nota debet adalah bukti untuk transaksi pengembalian barang yang sudah dibeli (retur pembelian).
Berdasarkan transaksi atau bukti transaksi yang ada, selanjutnya
dilakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Identifikasi transaksi yang terdapat dalam dokumen sumber, seperti cek, faktur, kuitansi, nota debet, atau nota kredit.
b. Tentukan akun yang akan digunakan dan klasifikasikan berdasarkan kelompok aktiva, kewajiban, dan modal.
c. Tetapkan apakah transaksi akan menambah atau mengurangi akun serta
apakah penambahan atau pengurangan tersebut diletakkan di sebelah debet
atau kredit.
d. Catat transaksi tersebut ke dalam jurnal disertai dengan keterangan singkat.
3. Posting Jurnal ke Buku Besar
Setelah dilakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, selanjut
nya data yang terdapat dalam jurnal umum dipindahkan ke dalam buku
besar. Buku besar (ledger) adalah sekelompok akun yang digunakan
perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam perusahaan
beserta nilainya. Proses pemindahan data dari jurnal ke buku besar
disebut posting.
Akun-akun yang digunakan dalam proses akuntansi suatu perusahaan akan
disusun berdasarkan kelompok aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan
beban. Selain itu, akun-akun tersebut juga diberi kode tertentu sehingga
mudah diidentifikasi. Aktiva biasanya diberi kode dengan awalan 1,
kewajiban dengan awalan 2, ekuitas atau modal pemilik dengan awalan 3,
pendapatan dengan awalan 4, dan beban-beban dengan awalan 5. Kode akun
dapat dibuat dengan menggunakan angka, huruf, atau kombinasi angka dan
huruf.
a. Kode Numerical
Kode numerical dibuat dengan menggunakan angka mulai dari 0 sampai 9 secara berurutan. Berikut contoh kode akun numerical.
1 Kas
2 Piutang usaha
3 Perlengkapan kantor
4 Peralatan kantor
5 Gedung
6 Akumulasi penyusutan gedung
7 Utang usaha
8 Utang bank
9 Modal Tuan Kuncoro
10 Pengambilan pribadi Tuan Kuncoro
11 Pendapatan jasa
12 Beban iklan
13 Beban asuransi
14 Beban perlengkapan
Pengodean akun secara numerical memiliki kelemahan, yaitu pada saat
terjadi penambahan akun, kodenya tidak akan berurutan dengan kode akun
sejenis. Misalnya terjadi penambahan akun sewa dibayar di muka. Akun
tersebut seharusnya berada dalam urutan aktiva lancar, yaitu setelah
piutang usaha. Namun, karena akun yang ada sudah diberi kode sampai 14,
akun tersebut berada dalam urutan 15. Dengan demikian, urutannya menjadi
berada setelah beban. Jika tidak teliti pada saat menghitung jumlah
aktiva, mungkin akun sewa dibayar di muka tidak ikut dihitung. Hal ini
tentu akan menyebabkan kesalahan penghitungan jumlah akun.
b. Kode Desimal
Kode desimal dibuat dengan menggunakan angka. Setiap akun diberi kode
lebih dari satu angka. Kode desimal dapat dibuat dengan menggunakan dua
desimal, tiga desimal, atau empat desimal bergantung kebutuhan atau
banyaknya akun yang digunakan.
Pengodean akun secara desimal dapat dibuat dalam bentuk kode kelompok dan kode blok.
1) Kode Kelompok
Pengodean akun secara kelompok diawali dengan mengelompokkan akun
menjadi beberapa kelompok. Misalnya, harta atau aktiva diberi kode
kelompok 1, kewajiban diberi kode kelompok 2, modal diberi kode kelompok
3, pendapatan diberi kode kelompok 4, dan beban diberi kode kelompok 5.
Jika akan dibuat kode akun dua desimal, angka kelompok tersebut ditambah
satu angka lagi. Berikut contoh kode akun dua desimal untuk kelompok
aktiva.
Kode Akun
|
Nama Akun
|
1
|
Aktiva
|
11
|
Kas
|
12
|
Piutang
usaha
|
13
|
Perlengkapan
kantor
|
Jika jumlah akun yang digunakan banyak, pengkodean dapat dikembangkan
menjadi kode kelompok tiga desimal. Contoh kelompok aktiva dengan kode
tiga desimal, seperti berikut.
Kode Akun
|
Nama Akun
|
1
|
Aktiva
|
11
|
Aktiva
lancar
|
111
|
Kas
|
112
|
Piutang
usaha
|
113
|
Perlengkapan
kantor
|
Kode 111 untuk kas berarti angka 1 pertama menunjukkan kelompok aktiva,
angka 1 kedua menunjukkan golongan aktiva lancar, dan angka 1 ketiga
menunjukkan nomor urut aktiva berdasarkan urutan aktiva yang paling
lancar.
Jika kode akun tiga desimal belum mencukupi, dapat digunakan kode angka
empat desimal. Misalnya, kas diberi kode 1101, utang usaha diberi kode
2101, modal diberi kode 3101, pendapatan diberi kode 4101, dan beban
usaha diberi kode 5101.
2) Kode Blok
Pengodean akun blok diawali dengan mengelompokkan akun-akun yang
digunakan menjadi beberapa blok. Misalnya, aktiva berada dalam kode blok
100—199, kewajiban 200—299, modal 300—399, pendapatan 400—499, dan
beban 500—699.
Berdasarkan kode blok tersebut, setiap kelompok akun dapat dibagi
menjadi beberapa blok golongan dan nomor. Misalnya, untuk kelompok
aktiva diberi kode seperti berikut.
Aktiva
|
100
- 199
|
Aktiva
lancar
|
100
- 149
|
Kas
|
101
|
Piutang
usaha
|
102
|
Perlengkapan
|
103
|
Aktiva
tetap
|
150
- 199
|
Peralatan
kantor
|
151
|
Akumulasi
penyusutan peralatan kantor
|
152
|
Gedung
|
153
|
Akumulasi
penyusutan gedung
|
154
|
c. Kode Mnemonik
Kode mnemonik dibuat dengan menggunakan simbol atau karakter tertentu. Berikut contoh pengodean akun dengan kode mnemonik.
Nama Akun
|
Kode
|
Aktiva Lancar
|
AL
|
Kas
|
AL—K
|
Piutang
usaha
|
AL—PU
|
Perlengkapan
kantor
|
AL—PK
|
Aktiva Tetap
|
AT
|
Peralatan
kantor
|
AT—PK
|
Akumulasi
penyusutan peralatan kantor
|
AT—AKPK
|
Kewajiban Lancar
|
KL
|
Utang
usaha
|
KL—UU
|
Utang
bank
|
KL—UB
|
Modal
|
M
|
Modal
pemilik
|
M—MP
|
Pengambilan
pribadi pemilik
|
M—PP
|
Pendapatan usaha
|
PU
|
Pendapatan
jasa
|
PU—PJ
|
Pendapatan di luar usaha
|
PLU
|
Pendapatan
bunga
|
PLU—PB
|
Beban usaha
|
BU
|
Beban
gaji karyawan
|
BU—BGK
|
Beban
iklan
|
BU—BI
|
Beban di luar usaha
|
BLU
|
Beban
bunga
|
BLU—BB
|
d. Kode Kombinasi Huruf dan Angka
Sesuai namanya, kode ini dibuat dengan mengkombinasikan huruf dan angka.
Misalnya, aktiva berupa kas diberi kode A 101, akun piutang usaha
diberi kode A 102, akun kewajiban berupa utang usaha diberi kode K 201,
akun modal pemilik diberi kode M 301, akun pendapatan jasa diberi kode
PJ 401, dan akun beban gaji karyawan diberi kode B 501.
Kode-kode akun tersebut akan dipindahkan ke buku besar pada saat
posting. Akun buku besar dapat dibuat dalam akun bentuk T, bentuk dua
kolom, akun bentuk tiga kolom, dan akun bentuk empat kolom. Berikut
disajikan bentuk-bentuk akun tersebut.
a. Akun Bentuk T
b. Akun Bentuk Dua Kolom
c. Akun Bentuk Tiga Kolom
d. Akun Bentuk Empat Kolom
Akun bentuk T banyak digunakan dalam latihan-latihan penyelesaian soal
karena bentuknya lebih sederhana, tetapi dalam praktiknya di perusahaan
digunakan akun bentuk berkolom. Berikut disajikan contoh jurnal dan cara
memindahbukukannya ke akun bentuk T dan bentuk empat kolom.
Jika jurnal tersebut di-posting ke dalam akun empat kolom akan tampak seperti berikut.
Berikut contoh transaksi, analisis transaksi, pencatatan transaksi ke
dalam jurnal umum, serta pemindahbukuan jurnal ke akun bentuk empat
kolom untuk kasus Perusahaan Jaya Abadi.
Transaksi 1
Pada 1 Agustus 2007, Tuan Darun menginvestasikan uangnya sebagai modal
perusahaan sebesar Rp 50.000.000,00. Analisis transaksi: Aktiva berupa
kas bertambah di debet dan modal Darun bertambah di kredit sebesar Rp
50.000.000,00.
Transaksi 2
Pada 3 Agustus 2007, perusahaan membeli tanah secara tunai sebesar
Rp20.000.000,00. Analisis transaksi: Aktiva berupa tanah bertambah di
debet dan aktiva berupa kas berkurang di kredit sebesar Rp20.000.000,00.
Transaksi 3
Pada 5 Agustus 2007, perusahaan membeli peralatan kantor sebesar Rp
10.000.000,00 dan perlengkapan kantor sebesar Rp 5.000.000,00 secara
kredit.
Analisis transaksi: Aktiva berupa peralatan kantor bertambah di debet
sebesar Rp 10.000.000,00, aktiva berupa perlengkapan kantor ber tambah
di sebelah debet sebesar Rp 5.000.000,00, dan kewajiban berupa utang
usaha bertambah di kredit sebesar Rp 15.000.000,00.
Transaksi 4
Pada 7 Agustus 2007, perusahaan menerima pendapatan jasa sebesar Rp
18.000.000,00 secara tunai. Analisis transaksi: Aktiva berupa kas
bertambah di debet dan pendapatan jasa bertambah di kredit sebesar Rp
18.000.000,00.
Transaksi 5
Pada 10 Agustus 2007, perusahaan mengeluarkan beban upah karyawan
sebesar Rp 1.500.000,00, beban sewa sebesar Rp 500.000,00, dan beban
iklan sebesar Rp 250.000,00. Analisis transaksi: Akun beban upah, beban
sewa, dan beban iklan bertambah di sebelah debet masing-masing sebesar
Rp 1.500.000,00, Rp 500.000,00, dan Rp 250.000,00. Adapun akun aktiva
berupa kas berkurang di kredit sebesar Rp 2.250.000,00.
Transaksi 6
Pada 15 Agustus 2007, perusahaan membayar utang sebesar Rp 9.000.000,00.
Analisis transaksi: Aktiva berupa kas berkurang di kredit dan kewajiban
berupa utang usaha berkurang di debet sebesar Rp 9.000.000,00.
Transaksi 7
Pada 19 Agustus 2007, perusahaan menyelesaikan jasa sebesar Rp 20.000.000,00. Adapun pendapatannya akan di terima bulan depan.
Analisis transaksi: Aktiva berupa piutang usaha bertambah di debet dan
pendapatan jasa bertambah di kredit sebesar Rp 20.000.000,00.
Transaksi 8
Pada 31 Agustus 2007, dihitung perlengkapan kantor yang tersisa sebesar Rp 3.500.000,00.
Analisis transaksi: Perlengkapan kantor yang tersedia sebesar Rp
5.000.000,00 dan jumlah perlengkapan yang tersisa sebesar Rp
3.500.000,00. Jadi perlengkapan kantor yang terpakai sebesar Rp
1.500.000,00. Dengan demikian, beban perlengkapan kantor bertambah di
debet dan per lengkapan kantor berkurang di kredit sebesar Rp
1.500.000,00.
Transaksi 9
Pada 31 Agustus 2007, perusahaan menerima pelunasan piutang usaha atas transaksi 19 Agustus 2007 sebesar Rp 7.500.000,00.
Analisis transaksi: Aktiva berupa kas bertambah di debet dan piutang usaha berkurang di kredit sebesar Rp7.500.000,00.
Transaksi 10
Pada 31 Agustus 2007, Tuan Darun mengambil uang kas dari perusahaan sebesar Rp2.500.000,00 untuk kepentingan pribadinya.
Analisis transaksi: Aktiva berupa kas berkurang di kredit dan akun prive bertambah di debet sebesar Rp 2.500.000,00.
Contoh Soal SPMB 2005(1) :
Jika diketahui bahwa selama suatu periode jumlah aktiva telah bertambah
dengan Rp 40.000.000,00 dan jumlah kewajiban bertambah dengan Rp
18.000.000,00 selama periode itu, besarnya modal selama periode tersebut
....
a. bertambah dengan Rp 58.000.000,00
b. berkurang dengan Rp 58.000.000,00
c. bertambah dengan Rp 22.000.000,00
d. berkurang dengan Rp 22.000.000,00
e. tidak bertambah atau berkurang
Penyelesaian:
Aktiva = Utang + Modal
Modal = Aktiva – Utang (Kewajiban)
= 40.000.000,00 – 18.000.000,00
= 22.000.000,00
Jawaban: c
D.
Neraca Saldo (Trial Balance)
Berdasarkan Bagan 3 tentang siklus akuntansi, langkah selanjutnya
setelah posting ke dalam buku besar, yaitu menyusun neraca saldo. Neraca
saldo, yaitu daftar saldo setiap akun yang ada dalam buku besar pada
periode tertentu. Fungsi neraca saldo, yaitu untuk membuktikan kebenaran
setiap akun dan keseimbangan jumlah akun di debet dan di kredit.
Berdasarkan saldo-saldo buku besar Perusahaan Jaya Abadi, dapat disusun neraca saldo sebagai berikut.
E.
Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entry)
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda atau keluarga Anda pernah
melakukan pembayaran beban dibayar di muka. Misalnya, pada awal tahun
ajaran baru Anda membayar uang Sumbangan Pembangunan dan Pendidikan
(SPP) sekaligus untuk 1 tahun. Setelah Anda sekolah dua bulan, berarti
beban SPP yang sudah Anda gunakan selama dua bulan dan sisanya selama
sepuluh bulan belum Anda gunakan. Jika hal ini terjadi dalam sebuah
perusahaan, untuk menampilkan data yang sebenarnya harus dibuat jurnal
penyesuaian.
Dengan demikian, jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi
yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat. Selain itu, jurnal penyesuaian
juga digunakan untuk mencatat transaksi yang telah dicatat, tetapi
memerlukan koreksi agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenar nya.
Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi. Jurnal
penyesuaian, di antaranya dibuat untuk transaksi beban dibayar di muka,
pendapatan diterima di muka, beban yang belum dibayar, pendapatan yang
masih harus diterima, pemakaian perlengkapan, dan penyusutan aktiva
tetap.
1.
Beban Dibayar di Muka
Saldo beban dibayar di muka harus disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
Misalnya, perusahaan membayar beban untuk jangka waktu tiga bulan. Pada
akhir tahun (Desember), beban tersebut baru terpakai satu bulan. Beban
yang telah dibayar untuk dua bulan selanjutnya harus dikoreksi karena
jumlah tersebut tidak mencerminkan keadaan beban perusahaan yang
sebenarnya. Besarnya beban dibayar di muka yang harus dijurnal dapat
dilihat pada garis waktu berikut.
a. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai aktiva
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu seperti berikut.
b. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai beban
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
2.
Pendapatan Diterima di Muka (Pendapatan yang Belum Direalisasikan)
Sama seperti beban dibayar di muka, pendapatan yang belum direalisasikan
harus disesuaikan agar jumlah pendapatan yang tercantum dalam laporan
laba/rugi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Besarnya pendapatan
belum direalisasi yang harus dijurnal, dapat dilihat pada garis waktu
berikut.
a. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai kewajiban
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
b. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai pendapatan
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
3.
Beban yang Belum Dibayar
Berbeda dengan beban dibayar di muka, beban yang belum dibayar merupakan
biaya yang akan dibayar pada periode yang akan datang. Misalnya, gaji
karyawan dibayar setiap tanggal 5, pada akhir periode (31 Desember)
perusahaan belum membayar jasa yang diberikan karyawan terhitung sejak
tanggal 6 Desember sampai 31 Desember karena pembayaran akan dilakukan
pada tanggal 5 bulan berikutnya. Dengan demikian, perusa haan memiliki
utang kepada karyawan. Utang inilah yang harus disesuaikan. Jurnal
penyesuaian tersebut dibuat berdasarkan garis waktu berikut. Jurnal
penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Obligasi pendapatan (revenue bond) merupakan obligasi yang diterbitkan oleh suatu badan usaha pemerintah
yang berwenang. Pembayaran pokok dan bunga untuk obligasi ini dilakukan
dari pendapatan yang diperoleh pemerintah tertentu. Misalnya, perusahaan
air minum milik pemerintah kota dapat menerbitkan obligasi pendapatan.
Adapun pembayaran pokok serta bunga obligasi yang diterbitkan dilakukan
dari pendapatan yang diperoleh perusahaan tersebut.
4.
Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang masih harus diterima merupakan pendapatan yang akan
diterima pada periode yang akan datang. Misalnya, belum diterima
pendapatan bunga atas pemilikan obligasi. Jurnal penyesuaian dibuat
berdasarkan garis waktu berikut. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat,
yaitu sebagai berikut.
5.
Pemakaian Perlengkapan
Selama tahun berjalan, jumlah perlengkapan yang dibeli akan terus
berkurang karena terus-menerus dipakai. Dengan demikian, jumlah yang
tercantum dalam neraca saldo tidak menunjukkan jumlah yang sebenarnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan jurnal penyesuaian untuk mencatat jumlah
pemakaian selama tahun berjalan agar jumlah perlengkapan yang ada dapat
dikurangkan dengan jumlah pemakaiannya. Jurnal penyesuaian yang harus
dibuat, yaitu sebagai berikut.
6.
Penyusutan Aktiva Tetap
Biaya atau harga perolehan) yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu
aktiva tetap menjadi beban bagi perusahaan. Biaya tersebut harus
dialokasikan menjadi beban sesuai dengan lamanya waktu penggunaan (umur
ekonomis) aktiva tersebut. Pengalokasian harga harga perolehan aktiva
tetap menjadi biaya yang dilakukan secara sistematis disebut penyusutan.
Semua aktiva, kecuali tanah harus disusutkan. Jurnal penyesuaian yang
harus dibuat untuk mengalokasi biaya penyusutan, yaitu sebagai berikut.
F.
Neraca Lajur (Work Sheet)
Neraca lajur atau disebut juga kertas kerja merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data akuntansi serta meng ikhtisarkan ayat
jurnal penyesuaian dan saldo akun dengan tujuan untuk menyiapkan data
yang akan dianalisis dalam bentuk laporan keuangan. Neraca lajur bukan
bagian dari jurnal, buku besar, atau laporan keuangan. Neraca lajur
hanya sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan. Neraca
lajur yang sering digunakan, yaitu neraca lajur bentuk 10 kolom. Namun,
ada juga neraca lajur bentuk 6 kolom, 8 kolom, dan 12 kolom.
1. Neraca Lajur Bentuk 6 Kolom
2. Neraca Lajur Bentuk 8 Kolom
3. Neraca Lajur Bentuk 10 Kolom
4. Neraca Lajur Bentuk 12 Kolom
Kolom-kolom neraca lajur, terdiri atas kolom-kolom berikut.
1. Neraca Saldo
Neraca saldo terdiri atas dua kolom, yaitu kolom debet dan kredit. Kolom
neraca saldo berisi nilai dari setiap akun pada akhir periode
akuntansi. Neraca saldo disusun berdasarkan data yang ada dalam buku
besar.
2. Penyesuaian
Kolom penyesuaian juga terdiri atas kolom debet dan kredit. Penyesuaian
perlu dilakukan untuk menggambarkan ketepat an besarnya nilai setiap
akun.
3. Neraca Saldo Disesuaikan
Neraca saldo disesuaikan disusun dengan cara menggabungkan angka pada kolom neraca saldo dan penyesuaian.
4. Laporan Laba/Rugi
Kolom untuk laba/rugi berisi angka-angka yang termasuk unsur-unsur laporan laba/rugi, yaitu semua pendapatan dan beban.
5. Laporan Perubahan Modal
Kolom untuk laporan perubahan modal berisi angka-angka yang termasuk
unsur-unsur laporan perubahan modal, yaitu modal awal, laba/rugi periode
yang bersangkutan, dan prive.
6. Neraca
Akun yang dimasukkan pada kolom neraca berupa unsur-unsur untuk menyusun neraca, yaitu akun-akun riil.
Contoh Soal :
Pada bulan Desember, Sari mendirikan cabang usaha jasa konsultasi
pernikahan dengan nama Biro Jasa Konsultasi Sari. Berikut ini transaksi
yang terjadi selama bulan Desember 2007.
1 Desember, Sari menyetorkan aktiva berikut sebagai modal perusahaan.
Kas Rp5.640.000,00
Piutang usaha Rp1.200.000,00
Perlengkapan kantor Rp1.000.000,00
Peralatan kantor Rp7.200.000,00
1 Desember, dibayar sewa untuk 3 bulan sebesar Rp2.880.000,00.
1 Desember, dibayar premi asuransi sebesar Rp1.200.000,00 untuk 1 tahun.
4 Desember, diterima uang tunai sebesar Rp2.800.000,00 atas jasa yang
akan diberikan dan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka.
5 Desember, dibeli peralatan kantor sebesar Rp1.440.000,00 secara kredit.
6 Desember, diterima pelunasan piutang usaha dari pelanggan sebesar Rp640.000,00.
10 Desember, dibayar secara tunai beban iklan di surat kabar sebesar Rp96.000,00.
12 Desember, dibayar utang usaha atas transaksi tanggal 5 Agustus sebesar Rp640.000,00.
12 Desember, diselesaikan jasa yang pendapatannya akan diterima kemudian sebesar Rp960.000,00.
13 Desember, dibayar gaji karyawan untuk 2 minggu sebesar Rp3.000.000,00.
17 Desember, diterima pendapatan usaha sebesar Rp1.680.000,00.
18 Desember, dibeli tunai perlengkapan kantor Rp600.000,00.
20 Desember, diselesaikan jasa yang pendapatannya akan di teri ma kemudian sebesar Rp880.000,00.
24 Desember, diterima tunai pendapatan jasa dari pelanggan sebesar Rp1.480.000,00.
24 Desember, diterima pelunasan piutang usaha Rp1.040.000,00.
27 Desember, dibayar gaji karyawan sebesar Rp3.000.000,00 untuk 2 minggu.
29 Desember, dibayar tagihan telepon sebesar Rp104.000,00.
30 Desember, dibayar tagihan listrik sebesar Rp160.000,00.
30 Desember, diterima tunai pendapatan usaha dari pelanggan sebesar Rp840.000,00.
30 Desember, diselesaikan jasa yang pendapatannya akan di terima kemudian sebesar Rp400.000,00.
30 Desember, Sari mengambil uang kas dari perusahaan sebesar Rp1.200.000,00 untuk keperluan pribadinya.
Data penyesuaian pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
a. Asuransi yang terpakai sebesar Rp100.000,00.
b. Perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp976.000,00.
c. Penyusutan peralatan kantor sebesar Rp200.000,00.
d. Sewa yang terpakai sebesar Rp640.000,00.
e. Pendapatan diterima di muka yang sudah benar-benar menjadi hak per usahaan sebesar Rp960.000,00.
Berdasarkan transaksi tersebut dibuat jurnal umum dan buku besar seperti berikut.
Berdasarkan buku besar tersebut disusun neraca saldo seperti berikut.
Adapun jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember, yaitu sebagai berikut.
Selanjutnya, disusun neraca lajur seperti berikut.
G.
Laporan Keuangan (Financial Statement)
Setelah Anda mempelajari cara pembuatan kertas kerja, selanjutnya Anda
akan mempelajari cara penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa. Dalam
laporan keuangan disajikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi
selama satu periode akuntansi.
Tujuan dibuatnya laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu bagi pihak internal dan pihak eksternal perusahaan.
1.
Internal Perusahaan
Laporan keuangan digunakan untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan oleh manajer.
2.
Eksternal Perusahaan
Laporan keuangan digunakan sebagai laporan keadaan atau posisi keuangan
perusahaan. Laporan keuangan pokok untuk sebuah perusahaan, terdiri atas
laporan laba/rugi (income statement), laporan perubahan modal
(statement of owner’s equity/capital statement), neraca (balance sheet),
dan laporan arus kas (cash flow statement).
1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi merupakan ikhtisar pendapatan dan beban selama periode
tertentu. Laporan laba/rugi dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu
laporan laba/rugi bentuk multiple steps dan laporan laba/rugi bentuk
single step. Khusus untuk perusahaan jasa dan perorangan, biasanya
laporan laba/ruginya disusun dalam bentuk single step. Unsur-unsur dalam
laporan laba/rugi bentuk single step hanya terdiri atas pendapatan dan
beban yang disajikan secara keseluruhan.
Adapun laporan laba/rugi bentuk multilpe steps digunakan untuk
perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Dalam laporan laba/rugi
bentuk multiple steps pendapatan dan beban diperinci menjadi beberapa
bagian. Misalnya, beban penjualan, beban administrasi dan umum, beban di
luar usaha, serta pendapatan di luar usaha. Berikut disajikan contoh
laporan laba/rugi bentuk single step untuk kasus Biro Jasa Konsultasi
Sari.
Contoh Soal SPMB 2004
Selama bulan Juli 2003, suatu perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar
Rp 25.000.000,00. Pemilik melakukan pengambilan prive sebesar
Rp1.300.000,00. Pada tanggal 1 Juli 2003 utang perusahaan ini berjumlah
Rp 6.000.000,00 dan aktivanya berjumlah Rp 12.000.000,00. Pada tanggal
31 Juli 2003 modal berjumlah Rp 17.000.000,00 dan utangnya berjumlah Rp
6.000.000,00. Jumlah biaya selama bulan Juli 2003 adalah ....
a. 18.700.000,00
b. 18.300.000,00
c. 15.300.000,00
d. 12.700.000,00
e. 12.300.000,00
Penyelesaian:
Neraca per 1 Juli (awal)
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
12.000.000 = 6.000.000 + Ekuitas
Ekuitas = 6.000.000
Neraca per 31 Juli (akhir)
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas = 6.000.000 + 17.000.000 = 23.000.000
Laporan perubahan modal
Ekuitas (akhir) = Ekuitas (awal) + Pendapatan – Biaya – Prive
17.000.000 = 6.000.000 + 25.000.000 – Biaya –1.300.000
Biaya = 12.700.000
Jawaban: d
2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar perubahan modal pemilik yang
terjadi selama periode tertentu. Komponen laporan perubahan modal
terdiri atas modal awal, laba atau rugi pada periode bersangkutan, dan
modal akhir.
3. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah suatu laporan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal suatu
perusahaan. Neraca dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk skontro
dan bentuk laporan. Pada umumnya perusahaan menggunakan neraca bentuk
laporan. Berikut disajikan neraca bentuk laporan dan skontro untuk kasus
Biro Jasa Konsultasi Sari.
Neraca Bentuk Laporan
Neraca Bentuk Skontro
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas yang
diterima dan jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan. Jumlah kas yang
diterima seperti pendapatan tunai dari pemilik. Adapun jumlah kas yang
dikeluarkan perusahaan, seperti pembayaran beban-beban, pembayaran
utang, dan pengambilan pribadi. Jumlah arus kas bersih yang tercantum
dalam laporan arus kas harus sama dengan jumlah kas yang tercantum dalam
neraca (balance sheet).
Setiap laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan memiliki keterkaitan, di antaranya sebagai berikut.
- Laba bersih yang ada dalam laporan laba/rugi akan menambah ekuitas
pemilik yang disajikan sebagai penambah modal dalam laporan perubahan
modal. Adapun rugi bersih akan mengurangi ekuitas pemilik yang disajikan
sebagai pengurang modal dalam laporan perubahan modal.
- Modal akhir yang ada dalam laporan perubahan modal akan dipindahkan ke neraca sebagai penyeimbang terakhir untuk neraca.
Setelah laporan keuangan disusun, tujuan penyelenggaraan akuntansi yang
utama sudah tercapai, yaitu menyediakan informasi akuntansi bagi para
pemakai informasi. Namun, proses akuntansi belum selesai karena masih
ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu membuat jurnal penutup
dan jurnal pembalik.
1. Jurnal Penutup (Closing Entry)
Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan untuk menghilangkan saldo
akun sementara. Akun pendapatan dan beban merupakan akun sementara. Oleh
karena itu, nilai kedua akun tersebut harus dijadikan nol pada akhir
tahun. Pengambilan prive juga merupakan akun sementara yang harus
ditutup pada akhir tahun. Berikut dijelaskan cara membuat ayat jurnal
penutup yang biasa dibuat oleh sebuah perusahaan.
a. Menutup Seluruh Akun Pendapatan ke Akun Ikhtisar Laba/Rugi
Saldo normal akun pendapatan berada di sebelah kredit. Oleh karena itu,
harus ditutup dengan mendebet akun pendapatan tersebut. Dengan
menggunakan data keuangan Biro Jasa Konsultasi Sari dapat dibuat jurnal
penutup pendapatan sebagai berikut.
b. Menutup Seluruh Akun Beban ke Akun Ikhtisar Laba/Rugi
Perkiraan beban ditutup dengan cara mengkredit jumlah beban yang ada
dalam laporan laba/rugi karena saldo normal akun beban ada di sebelah
debet. Jurnal untuk menutup akun beban pada kasus Biro Jasa Konsultasi
Sari, yaitu sebagai berikut.
Ikhtisar laba/rugi Rp7.924.000,00
Beban gaji Rp 6.000.000,00
Beban sewa Rp 640.000,00
Beban perlengkapan kantor Rp 624.000,00
Beban penyusutan peralatan kantor Rp 200.000,00
Beban listrik Rp 160.000,00
Beban telepon Rp 104.000,00
Beban asuransi Rp 100.000,00
Beban iklan Rp 96.000,00
c. Menutup Akun Ikhtisar Laba/Rugi ke Akun Modal
Jumlah ikhtisar laba/rugi yang dibuatkan jurnal penutupnya, yaitu
selisih antara ikhtisar laba/rugi pada jurnal penutup untuk pendapatan
dan jurnal penutup untuk beban. Akun ikhtisar laba/rugi Biro Jasa
Konsultasi Sari tampak seperti berikut.
Dengan demikian, jurnal untuk mencatat laba yang di peroleh Biro Jasa Konsultasi Sari, yaitu sebagai berikut.
Adapun jika perusahaan Biro Jasa Konsultasi Sari menderita rugi, jurnal penutup yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
d. Menutup Akun Pengambilan Pribadi (Prive) ke Akun Modal
Pengambilan pribadi (prive) bersaldo normal di sebelah debet, jurnal
penutup yang harus dibuat untuk pengambilan pribadi Sari, yaitu sebagai
berikut.
2. Neraca Saldo Setelah Penutupan
Setelah jurnal penutup dibuat, saldo aktiva dan kewajiban tidak
mengalami perubahan, tetapi saldo modal mengalami penambahan atau
pengurangan. Adapun saldo pendapatan dan beban dihilangkan karena
saldonya menjadi nol. Selanjutnya, perkiraan aktiva, kewajiban, dan
modal disusun dalam neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah
penutupan untuk kasus perusahaan Biro Jasa Konsultasi Sari, yaitu
sebagai berikut.
3. Jurnal Pembalik (Reversing Entry)
Jurnal pembalik adalah suatu jurnal untuk membalikkan ayat jurnal
penyesuaian tertentu yang dibuat sebelumnya dan memiliki pengaruh
penting terhadap transaksi rutin yang akan terjadi pada tahun
berikutnya. Ada empat jurnal penyesuaian yang memerlukan jurnal
pembalik, yaitu sebagai berikut.
a. Beban Dibayar Terlebih Dahulu (Beban Dibayar di Muka) yang Dicatat sebagai Beban
Misalnya, pada 1 September 2007 dibayar asuransi untuk 1 tahun sebesar
Rp 3.600.000,00. Jurnal yang dibuat pada saat terjadi transaksi, yaitu
sebagai berikut.
Adapun jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
Jurnal penutup yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
b. Pendapatan Diterima di Muka yang Dicatat sebagai Pendapatan
Misalnya, pada 1 Oktober 2007 diterima pendapatan sewa untuk 1 tahun
sebesar Rp2.400.000,00. Jurnal yang dibuat pada saat terjadi transaksi,
yaitu sebagai berikut.
Adapun jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
c. Beban yang Belum Dibayar
Misalnya, pada 31 Desember 2007 ada beban gaji yang belum dibayarkan
sebesar Rp 6.000.000,00. Perusahaan membayar gaji secara bulanan setiap
tanggal 2 sebesar Rp 6.000.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada
31 Desember, yaitu sebagai berikut.
Pada 31 Desember, dibuat juga ayat jurnal penutup seperti berikut.
Jurnal pembalik yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
Dengan demikian, pada tanggal 2 Februari 2008 (pada saat pembayaran gaji) dibuat jurnal sebagai berikut.
d. Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Misalnya, pada 31 Desember 2007 terdapat pendapatan sewa yang masih
harus diterima untuk bulan Desember sebesar Rp 500.000,00 yang akan
dibayarkan pada 10 Januari 2008. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31
Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
Adapun jurnal pembalik yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
Jurnal yang dibuat pada tanggal 10 Januari, yaitu sebagai berikut.
Jika tidak dibuat jurnal pembalik yang dibuat, jurnal yang dibuat pada saat pembayaran (10 Januari 2008), yaitu sebagai berikut.
Anda sekarang sudah mengetahui
Akuntansi