Cara Menggabungkan File Ber-part Dengan FFSJ

Cara Menggunakan Software FFSJ

Hai, teman-teman, terimakasih sudah sempat berkunjung di blog saya. Kali ini saya akan sharing tentang software 'FFSJ'. Sesungguhnya, 'FFSJ' itu software apa ya.?? Oke, saya jelaskan. 'FFSJ' ialah software ntuk menggabungkan/memecahkan file. Contoh file extensions yang  digunakan, antara lain '.001'. Kemudian, bagaimana cara kerja software ini.?? Oke, mari kita lihat yang satu ini.
Jika kalian belum memiliki software ini, kalian dapat men-download software tersebut disini.
Cara Menggunakan 'FFSJ' sebagai Joiner :
-Pertama-tama, cari file ber-extensions '001'.
-Kemudian klik 'kanan' pada file tesebut, kemudian pilih 'Join'. Kemudian klik 'OK'.
-Selesai.
 
Kemudian Cara kerja FFSJ berfungsi untuk memecah file :
-Pertama-tama kalian cari file yag ingin dipecah menjadi beberapa bagian.
-Kemudian klik kanan pada file tersebut, lalu klik 'kanan'--->'Split'.
-Kemudian isikan hasil pecahan yang di inginkan.
-Terakhir klik 'Split'.
*Saat melakukan 'Split', kalian akan di berikan beberapa pilihan. Pilihan yang pertama, melakukan split secara 'equal-parts'. Cara kedua menggunakan penentuan 'kapasitas' data.
Semoga Bermanfaat. ^_^
Blog, Updated at: 08.45

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, Persamaan, Pencatatan Transaksi dan Posting Jurnal, Buku Besar, Neraca Saldo dan Lajur, Laporan Keuangan

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, Persamaan, Pencatatan Transaksi dan Posting Jurnal, Buku Besar, Neraca Saldo dan Lajur, Laporan Keuangan, Ekonomi - Akuntansi, baik langsung maupun tidak langsung digunakan oleh semua orang dalam kehidupannya. Misalnya, sebagai seorang siswa, Anda dapat mencatat pemasukan dan pengeluaran uang yang diberikan orangtua Anda. Berdasarkan catatan tersebut, Anda dapat mengetahui berapa uang yang diterima, di belanjakan, dan disimpan. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui dan mengevaluasi masalah keuangan Anda. Manfaatnya Anda akan lebih berhati-hati melakukan pengeluaran dan menghindari hal-hal yang tidak perlu. Tahukah Anda bagaimana melakukan proses akuntansi perusahaan jasa yang lengkap?

Pada Postingan kali ini, Anda akan mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa secara keseluruhan, yaitu tentang akuntansi sebagai sistem informasi, persamaan akuntansi, pencatatan transaksi berdasarkan mekanisme debet dan kredit, posting jurnal ke dalam buku besar, membuat neraca saldo, membuat jurnal penyesuaian, membuat neraca lajur, menyusun laporan keuangan, serta melakukan penutupan untuk akuntansi perusahaan jasa.

Dengan mempelajari materi tersebut diharapkan Anda dapat memahami dan mempraktikkan siklus akuntansi, baik untuk bekal ketika Anda melanjutkan pendidikan maupun bekerja di perusahaan.
A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi
1. Sejarah Munculnya Akuntansi

Sebelum Anda mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa secara keseluruhan, Anda akan diajak menelusuri sejarah munculnya akuntansi. Apakah Anda sudah mengetahui sejarah munculnya akuntansi?

Akuntansi merupakan hasil dari masa Renaissance Italia yang dikemukakan oleh Luca Pacioli. Namun, sejak 4.000 tahun yang lalu, catatan-catatan atas transaksi keuangan telah ada di beberapa negara, seperti di Mesopotamia, Mesir, India, dan Timur Tengah. Italia merupakan penerima akumulasi kebijakan-kebijakan akuntansi dari negara-negara tersebut.

Selanjutnya, pada abad ke-13 dan ke-14, di beberapa pusat perniagaan Italia bagian utara muncul sistem tata buku berpasangan (double entry bookkeeping). Sejak itulah muncul istilah akuntansi, seperti debet, kredit, ayat jurnal, buku besar, neraca saldo, neraca, akun, dan laporan keuangan laba/rugi.

Pada akhir abad ke-19, perubahan telah membentuk sistem akuntansi menjadi suatu bentuk yang lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau korporasi industri besar, di antaranya ditandai dengan hal-hal berikut.

a. Bentuk-bentuk awal perusahaan telah diciptakan dan di beda kan dari pemiliknya.
b. Saham-saham dalam perusahaan telah diciptakan.
c. Ada perbedaan antara modal dan pendapatan.
d. Konsep kelangsungan usaha (going concern) mulai digunakan.
e. Adanya bursa saham efektif.
f. Tumbuhnya industri dan perdagangan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan satu-satunya organisasi profesi akuntan Indonesia yang didirikan pada 1957. Sampai saat ini, akuntan yang tercatat sebagai anggota IAI berjumlah kurang lebih 5.000 akuntan yang terdiri atas akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, dan akuntan yang bekerja di sektor pemerintah.

Pendirian IAI diprakarsai oleh Prof. R. Soemardjo Tjitrosidojo bersama dengan sepuluh akuntan Indonesia lainnya ialah Abutari, Tio Ro Tjang,Tan Eng Oen, Tang Siu Tjhang, Liem Kwie Liang, The Tik Him, Basuki T. Siddharta, Hendra Darmawan, Go Tie Siem, dan Tan Tong Djoe.
2. Pengertian Akuntansi dan Perusahaan

Akuntansi terus berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia usaha. Akuntansi merupakan suatu proses pencat atan penggolongan, peringkasan, dan penganalisisan data keuangan sebuah organisasi (perusahaan). Perusahaan adalah organisasi yang sumber dayanya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan.

Tujuan setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya, yaitu untuk memaksimalkan keuntungan. Keuntungan atau laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima perusahaan atas penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dengan jumlah yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa tersebut.
Jenis-jenis perusahaan, di antaranya dapat dibedakan menjadi perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan industri.

a. Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual jasa atau pelayanan yang bersifat bukan barang berwujud fisik kepada pelanggan. Jenis jasa tersebut, antara lain jasa konsultasi dan profesi, jasa hiburan, jasa keahlian pribadi atau perorangan, jasa angkutan, jasa penginapan, jasa komunikasi, serta jasa pertanggungan dan keuangan.

b. Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang dagangan nya dari pemasok dan menjualnya kembali kepada pelanggan tanpa diproses terlebih dahulu atau diubah bentuknya. Contoh perusahaan dagang, antara lain supermarket, penyalur atau distributor, toko buku, dan pedagang hasil bumi.

c. Perusahaan Industri

Perusahaan industri adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi suatu produk yang memiliki manfaat, kemudian produk tersebut dijual kepada pelanggan. Contoh perusahaan industri, di antaranya pabrik makanan, tekstil, kerajinan, pertambangan, serta perakitan.

3. Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Informasi Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi suatu organisasi (perusahaan) kepada pengguna informasi akuntansi. Sebagai penyedia jasa, akuntansi akan memberikan informasi keuangan yang sifatnya kuantitatif untuk berbagai pihak yang berkepentingan (business stakeholder) terhadap kelangsungan perusahaan.

Pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu orang atau entitas yang memiliki kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut terdiri atas pihak internal dan pihak eksternal.

Pihak internal, yaitu pihak manajemen perusahaan yang dipercaya oleh pemilik untuk merencanakan, mengorganisasi, dan menjalankan aktivitas perusahaan. Manajer perusahaan menggunakan informasi akuntansi untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan operasional perusahaan.

Adapun pihak eksternal perusahaan, di antaranya terdiri atas

a. Pemilik (Owner)

Pemilik adalah orang atau entitas yang menginvestasikan sumber daya (input) ke dalam perusahaan. Pemilik menggunakan informasi akuntansi untuk mengetahui kinerja perusahaan sehingga dapat membuat suatu keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual saham perusahaan.

b. Karyawan (Employee)

Karyawan adalah orang yang memberikan jasanya kepada perusahaan tempat orang tersebut memperoleh upah. Informasi akuntansi digunakan oleh karyawan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memberikan imbalan kepada karyawan.

c. Pelanggan (Customers)

Pelanggan adalah sekelompok orang yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Informasi akuntansi digunakan oleh pelanggan untuk mengetahui jaminan produk yang diberikan oleh perusahaan.

d. Kreditor (Creditor)

Kreditor adalahh orang atau entitas yang menginvestasikan sumber dayanya melalui pemberian kredit. Kreditor menggunakan informasi akuntansi untuk mengetahui perkembangan perusahaan sehingga dapat menilai seberapa besar kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjamannya serta untuk mengevaluasi risiko pemberian kredit atau peminjaman dana.

e. Pemerintah (Government)

Pemerintah, memungut pajak atas laba yang diperoleh perusahaan. Pemerintah menggunakan informasi akuntansi untuk menilai dan menentukan besarnya pajak yang akan dikenakan terhadap perusahaan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan kebijakan perpajakan.

Akuntansi sebagai sistem informasi akuntansi dapat digambarkan dalam Bagan 1 berikut.
Peraturan yang mengatur akuntansi di Amerika bernama Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) atau prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. GAAP merupakan hukum atau peraturan untuk menyajikan informasi yang dapat diterima oleh mayoritas masyarakat Amerika.

Adapun di Indonesia terdapat Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK berisi peraturan-peraturan yang berguna sebagai pedoman pelaksanaan akuntansi di Indonesia.
4. Profesi dan Bidang Akuntansi

Jabatan dalam profesi akuntansi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu akuntan publik dan akuntan internal. Akuntan publik adalah akuntan yang memberikan jasa atau pelayanan dalam bidang akuntansi untuk masyarakat umum. Oleh karena itu, akuntan publik akan menerima imbalan atas jasa yang diberikannya dari pemakai jasa tersebut. Jenis pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh akuntan publik, yaitu pemeriksaan atas laporan keuangan (auditing), bantuan perpajakan, dan konsultasi manajemen.

Adapun akuntan internal adalah akuntan yang bekerja dalam sebuah perusahaan tertentu. Akuntan intern hanya melakukan pekerjaan untuk kepentingan perusahaan tempat ia bekerja. Akuntan intern terdapat dalam berbagai organisasi, baik dalam perusahaan maupun organisasi nirlaba (perusahaan yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan), seperti rumah sakit atau yayasan sosial. Organisasi profesi akuntan di Indonesia bernama Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI.
Berdasarkan pengelompokan profesi akuntan tersebut, bidang akuntansi dapat dikelompokkan menjadi akuntansi publik dan akuntansi internal. Akuntansi publik terdiri atas bidang-bidang akuntansi berikut.

a. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Auditing)

Pemeriksaan laporan keuangan atau auditing yang dilakukan oleh akuntan publik harus dilakukan secara independen. Akuntan akan menilai kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan untuk investor, kreditor, dan pihak yang berkepentingan lainnya. Hasil pemeriksaan akuntan publik dituangkan dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan akuntan.

b. Akuntansi Perpajakan

Pelayanan atau jasa akuntansi perpajakan merupakan jasa akuntan publik yang banyak dibutuhkan masyarakat. Jasa yang diberikan akuntan dalam bidang perpajakan, di antaranya bertujuan memenuhi peraturan perpajakan dan menekan pajak seminimal mungkin.

c. Konsultasi Manjemen

Jasa konsultasi manajemen ini biasanya diberikan bersamaan dengan pemeriksaan laporan keuangan karena biasanya akuntan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang operasi perusahaan yang diperiksanya. Akuntan dapat memberikan saran yang dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki operasi perusahaan yang
diperiksanya.

Adapun akuntansi internal, terdiri atas bidang-bidang akuntansi berikut.

a. Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menangani analisis biaya perusahaan yang berguna untuk membantu manajemen dalam pengawasan biaya, penetapan harga jual produk, serta memberikan informasi kepada manajemen tentang produk yang tidak menguntungkan dan produk yang menguntungkan.

b. Akuntansi Anggaran

Akuntansi anggaran merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan penetapan sasaran penjualan dan laba serta perencanaan yang yang terperinci untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai tersebut. Anggaran juga berguna untuk mengawasi operasi perusahaan dengan cara  membandingkan data sesungguhnya dengan data anggaran. Anggaran dibuat berdasarkan data masa lalu yang dilaporkan dalam laporan akuntansi.

c. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan proses identifikasi kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak internal maupun eksternal. Sistem informasi akuntansi berguna untuk membantu pengawasan operasi perusahaan.

d. Pemeriksaan Internal

Pemeriksaan internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan internal perusahaan. Akuntan internal tersebut melakukan evaluasi terhadap sistem akuntansi dan manajemen perusahaan. Tujuan utama dilakukannya pemeriksaan internal, yaitu membantu manajemen efisiensi operasi perusahaan serta menjamin pelaksanaan prosedur dan rencana sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Secara sederhana, bidang-bidang akuntansi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.

a. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang tujuan utamanya menghasilkan laporan keuangan untuk pihak-pihak di luar manajemen perusahaan (pihak eksternal), seperti investor, kreditor, pemerintah, dan pelanggan perusahaan.

b. Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen adalah akuntansi yang tujuan utamanya menghasilkan informasi untuk kepentingan manajemen perusahaan (pihak internal). Informasi yang disajikan untuk pihak manajemen akan berbeda dengan informasi yang disajikan untuk pihak luar manajemen. Informasi akuntansi untuk manajemen penyajiannya akan lebih mendalam karena digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen. Oleh karena itu, informasi yang disajikan untuk manajemen biasanya tidak dipublikasikan kepada pihak luar.
B. Persamaan Akuntansi (Accounting Equation)
Pencatatan suatu transaksi digolongkan sesuai dengan kelompoknya agar dapat dibuat ringkasan untuk disajikan dalam laporan keuangan. Ada dua elemen dasar yang mempengaruhi suatu bisnis atau usaha, yaitu apa yang dimiliki dan apa yang menjadi utang. Aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada masa yang akan datang. Ekuitas (equity) merupakan hak pemilik yang meru pakan sumber investasi. Hubungan antara aktiva dan ekuitas dapat dilihat dalam persamaan berikut.

Aktiva = Ekuitas

Ekuitas terdiri atas dua unsur utama, yaitu kewajiban (liabilities) dan modal (capital/owner’s equity). Kewajiban, yaitu keharusan suatu perusahaan untuk melunasi jumlah tertentu atau melaksanakan suatu jasa kepada pihak lain pada saat jatuh tempo. Adapun modal merupakan hak pemilik dalam suatu perusahaan sebagai akibat adanya modal pokok yang diserahkan untuk memulai usaha. Dengan demikian, persamaan akuntansi tersebut dapat dikembangkan menjadi seperti berikut.

Aktiva = Kewajiban + Modal

Pernyataan tentang hubungan antara aktiva, kewajiban, dan modal disebut persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi merupakan perangkat yang paling dasar dalam akuntansi. Dalam persamaan akuntansi, digambarkan bahwa jumlah aktiva harus sama dengan jumlah kewajiban ditambah modal.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi modal, yaitu sebagai berikut.

1. Hal-hal yang menambah jumlah modal, yaitu:

a. investasi pemilik (investment), dan
b. pendapatan (income). Pendapatan adalah arus masuk sumber daya ke dalam perusahaan dalam suatu periode dari penjualan barang atau jasa.

2. Hal-hal yang mengurangi jumlah modal, yaitu:

a. penarikan atau pengambilan dana oleh pemilik/prive (owner’s withdrawals/drawing), dan
b. biaya/beban yang dikeluarkan perusahaan (expenses).
Unsur penambah dan pengurang modal tersebut dapat digambarkan dalam Bagan 2 berikut.
Transaksi (transaction) adalah kejadian ekonomi yang mempengaruhi kondisi keuangan suatu perusahaan. Transaksi yang terjadi akan mempengaruhi persamaan akuntansi. Artinya, akan mempengaruhi komponen aktiva, kewajiban, dan modal. Pengaruh transaksi tersebut dapat dilihat dalam contoh persamaan akuntansi berikut. Tuan Darun mendirikan perusahaan jasa pada 1 Agustus 2007 dengan nama Perusahaan Jaya Abadi. Transaksi yang terjadi selama bulan Agustus dan pengaruhnya terhadap persamaan akuntansi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Transaksi 1
Tuan Darun menginvestasikan dananya sebagai modal perusahaan sebesar Rp 50.000.000,00. Pengaruh transaksi ini, yaitu menambah aktiva berupa kas di sisi debet dan menambah akun modal di sisi kredit sebesar Rp 50.000.000,00.
Transaksi 2

Perusahaan membeli tanah sebesar Rp 20.000.000,00 secara tunai. Transaksi ini akan menambah aktiva berupa tanah dan akan mengurangi aktiva lain berupa kas sebesar Rp 20.000.000,00.
Transaksi 3

Perusahaan membeli peralatan sebesar Rp 10.000.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 5.000.000,00 secara kredit. Transaksi ini akan menambah akun aktiva berupa peralatan sebesar Rp 10.000.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 5.000.000,00 serta menambah kewajiban berupa utang usaha sebesar Rp 15.000.000,00.
Transaksi 4
Pada pertengahan Agustus, perusahaan menerima pendapatan jasa sebesar Rp 18.000.000,00 secara tunai. Transaksi ini akan menambah aktiva berupa kas dan menambah modal sebesar Rp 18.000.000,00.

Transaksi 5

Selama bulan Agustus, perusahaan mengeluarkan beban-beban sebagai berikut:
upah karyawan (wages)
Rp 1.500.000,00
sewa (rent)
Rp 500.000,00
iklan
Rp 250.000,00
Transaksi beban tersebut akan mengurangi kas dan modal sebesar Rp 2.250.000,00.

Transaksi 6

Perusahaan membayar sebagian utangnya kepada kreditor sebesar Rp 9.000.000,00. Transaksi ini akan mengurangi aktiva berupa kas dan kewajiban berupa utang usaha sebesar Rp 9.000.000,00.

Transaksi 7

Pada minggu ketiga Agustus, perusahaan menerima pendapatan jasa sebesar Rp 20.000.000,00 yang akan diterima kemudian. Transaksi ini akan menambah akun aktiva berupa piutang usaha dan menambah modal sebesar Rp 20.000.000,00.

Transaksi 8
Pada akhir Agustus, diketahui perlengkapan yang tersisa sebesar Rp 3.500.000,00. Perlengkapan yang terpakai, yaitu Rp 5.000.000,00 – Rp 3.500.000,00 = Rp 1.500.000,00. Transaksi ini akan mengurangi aktiva berupa perlengkapan dan modal sebesar Rp 1.500.000,00.

Transaksi 9

Pada akhir Agustus, perusahaan menerima pelunasan piutang usaha (untuk transaksi 7) sebesar Rp 7.500.000,00. Transaksi ini akan mengurangi aktiva berupa piutang usaha dan menambah kas sebesar Rp 7.500.000,00.

Transaksi 10

Tuan Darun mengambil uang dari kas perusahaan sebesar Rp 2.500.000,00 untuk kepentingan pribadinya. Transaksi ini akan mengurangi kas dan modal sebesar Rp 2.500.000,00.
Ringkasan seluruh transaksi tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
C. Pencatatan Transaksi dan Posting Jurnal ke Dalam Buku Besar
1. Mekanisme Debet dan Kredit

Pencatatan transaksi keuangan harus menggunakan akun dan sesuai dengan mekanisme yang benar. Perkiraan/rekening/akun (account) adalah suatu formulir (alat) yang digunakan untuk mencatat penambahan dan pengurangan aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban serta untuk menggolongkan transaksi-transaksi yang sejenis. Akun-akun tersebut, dapat dikelompokkan menjadi akun riil atau akun neraca dan akun nominal atau akun laba/rugi. Akun riil terdiri atas akun aktiva, kewajiban, dan modal.

a. Aktiva (Assets)

Aktiva terdiri atas empat unsur utama, yaitu aktiva lancar, investasi, aktiva tetap berwujud, dan aktiva tetap tidak berwujud.

1) Aktiva Lancar (Current Assets)

Aktiva lancar adalah uang tunai yang dimiliki perusahaan dan aktiva yang diharapkan mudah untuk dicairkan menjadi uang tunai. Aktiva lancar terdiri atas kas (cash), surat berharga (marketable securities), wesel tagih (notes receivable), piutang usaha (account receivable), persediaan barang dagangan (merchandise inventory), beban dibayar di muka (prepaid expenses), dan per lengkapan (supplies).

2) Investasi (Investment)

Investasi adalah bentuk penyertaan jangka panjang yang tujuannya untuk menguasai perusahaan dan tidak akan dijual dalam waktu dekat. Misalnya, investasi dalam saham, investasi dalam obligasi, dan investasi berupa tanah.

3) Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets)

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang wujud fisiknya terlihat dan digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya serta memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun (satu periode akuntansi). Aktiva tetap, di antaranya peralatan (equip ment), bangunan (building), dan tanah (land).
4) Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets)

Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, tetapi wujud fisiknya tidak dapat dilihat. Aktiva tetap tidak berwujud, di antaranya goodwill, hak paten, hak cipta, dan merek dagang.

b. Kewajiban (Liabilities)

Unsur-unsur kewajiban, terdiri atas kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.

1) Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Kewajiban lancar adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang jangka waktu pelunasannya kurang dari satu tahun (satu periode akuntansi). Kewajiban lancar, di antaranya utang usaha (account payable) dan wesel bayar (notes payable).

2) Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities)

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan pada pihak lain yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun (lebih dari satu periode akuntansi). Misalnya, utang hipotek dan utang bank jangka panjang.

c. Modal (Capital)

Modal adalah hak atau tuntutan pemilik dalam suatu perusahaan sebagai akibat adanya modal pokok yang diserahkan untuk memulai suatu usaha.

Adapun akun nominal terdiri atas akun pendapatan dan modal.

1) Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang dagangan atau jasa kepada pelanggan. Pendapatan dapat dikelompokkan menjadi beban usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan merupakan komponen penambah modal.

2) Beban

Beban adalah pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang, jasa, atau fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode akuntansi berjalan. Pencatatan akun aktiva, kewajiban, dan modal tersebut didasarkan pada sistem pencatatan ganda atau sistem pencatatan berpasangan. Artinya, setiap transaksi paling sedikit akan mempengaruhi dua akun. Misalnya, terjadi transaksi pembelian peralatan secara tunai sebesar Rp 5.000.000,00. Transaksi tersebut akan menambah akun peralatan dan akan mengurangi akun kas perusa haan sebesar Rp 5.000.000,00. Pencatatan atas penambahan atau pengurangan suatu akun dapat dilihat pada akun bentuk T berikut.

Sisi kiri disebut sisi debet dan dapat disingkat dengan D. Adapun sisi kanan disebut sisi kredit dapat disingkat dengan K. Semua penambahan suatu akun akan dicatat pada satu sisi dan semua pengurangan dicatat pada sisi lainnya. Pola pencatatan pada sisi debet dan kredit, yaitu sebagai berikut.
Aktiva berada pada sisi yang berlawanan dengan kewajiban dan modal sehingga penambahan dan pengurangan aktiva berbeda dengan kewajiban dan modal. Pola pencatatan modal berbeda dengan kewajiban dan aktiva karena modal dipengaruhi oleh akun pendapatan dan beban. Hal ini dapat dilihat pada buku besar berikut.
Pendapatan merupakan bagian dari akun modal yang akan menambah jumlah modal. Adapun beban merupakan akun yang akan menurunkan jumlah modal sehingga penambahan dan pengurangan beban berada di sisi yang berbeda dengan penambahan dan pengurangan pendapatan. Berikut ringkasan aturan pendebetan, pengkreditan, serta saldo normal untuk setiap akun.
Jenis Akun
Penambahan
Pengurangan
Saldo Normal
Aktiva
Debet
Kredit
Debet
Kewajiban
Kredit
Debet
Kredit
Modal
Kredit
Debet
Kredit
Pendapatan
Kredit
Debet
Kredit
Beban
Debet
Kredit
Debet
Contoh Soal (SPMB 2006) :

Untuk menekankan bahwa kreditor memiliki hak utama atas kekayaan perusahaan, susunan persamaan dasar akuntansi dapat diubah sebagai berikut ....

a. kewajiban – aktiva = modal
b. modal – aktiva = kewajiban
c. aktiva – kewajiban = modal
d. modal – kewajiban = aktiva
e. aktiva + modal = kewajiban

Penyelesaian:

Persamaan dasar akuntansi:

Harta = Utang + Modal, dapat diubah menjadi

Harta – Utang = Modal

atau

Harta – Modal = Utang

Jawaban: c
2. Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal Umum

Langkah pertama dalam suatu siklus akuntansi, yaitu mencatat transaksi ke dalam jurnal umum. Jurnal umum merupakan catatan kronologis transaksi suatu perusahaan. Langkah-langkah pencatatan transaksi sampai penyusunan laporan keuangan dapat dilihat dalam Bagan 3 berikut.
Bentuk jurnal umum yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut.

Pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal, dapat dilakukan langsung dari transaksi atau bukti transaksi. Sebaiknya setiap transaksi dilengkapi dengan bukti transaksi sehingga sumber pencatatannya jelas dan lengkap.

Bukti transaksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bukti transaksi internal dan bukti transaksi eksternal. Bukti transaksi internal merupakan bukti atas transaksi yang dilakuan antarbagian dalam perusahaan yang bersangkutan. Bukti transaksi internal biasanya berupa memo yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan berwenang dalam suatu perusahaan. Misalnya, memo yang dibuat manajer bagian pemasaran untuk manajer bagian keuangan.

Hal-hal yang biasanya dicatat dalam memo, antara lain transaksi penyusutan aktiva tetap, anggaran beban yang akan dikeluarkan, dan piutang yang tidak dapat ditagih.

Adapun bukti eksternal merupakan bukti atas transaksi yang terjadi antara pihak perusahaan dan pihak luar perusahaan. Bukti transaksi eksternal, di antaranya kuitansi, cek, faktur, nota debet, dan nota kredit.

a. Kuitansi adalah bukti penerimaan atau pengeluaran sejumlah uang.
b. Cek adalah perintah secara tertulis kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang memegang cek tersebut.
c. Faktur adalah bukti pendukung atas transaksi penjualan (faktur penjualan) dan transaksi pembelian (faktur pembelian).
d. Nota kredit adalah bukti untuk transaksi pengembalian barang yang telah dijual kepada pelanggan (retur penjualan).
e. Nota debet adalah bukti untuk transaksi pengembalian barang yang sudah dibeli (retur pembelian).
Berdasarkan transaksi atau bukti transaksi yang ada, selanjutnya dilakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Identifikasi transaksi yang terdapat dalam dokumen sumber, seperti cek, faktur, kuitansi, nota debet, atau nota kredit.
b. Tentukan akun yang akan digunakan dan klasifikasikan berdasarkan kelompok aktiva, kewajiban, dan modal.
c. Tetapkan apakah transaksi akan menambah atau mengurangi akun serta apakah penambahan atau pengurangan tersebut diletakkan di sebelah debet atau kredit.
d. Catat transaksi tersebut ke dalam jurnal disertai dengan keterangan singkat.

3. Posting Jurnal ke Buku Besar

Setelah dilakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, selanjut nya data yang terdapat dalam jurnal umum dipindahkan ke dalam buku besar. Buku besar (ledger) adalah sekelompok akun yang digunakan perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam perusahaan beserta nilainya. Proses pemindahan data dari jurnal ke buku besar disebut posting.

Akun-akun yang digunakan dalam proses akuntansi suatu perusahaan akan disusun berdasarkan kelompok aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban. Selain itu, akun-akun tersebut juga diberi kode tertentu sehingga mudah diidentifikasi. Aktiva biasanya diberi kode dengan awalan 1, kewajiban dengan awalan 2, ekuitas atau modal pemilik dengan awalan 3, pendapatan dengan awalan 4, dan beban-beban dengan awalan 5. Kode akun dapat dibuat dengan menggunakan angka, huruf, atau kombinasi angka dan huruf.

a. Kode Numerical

Kode numerical dibuat dengan menggunakan angka mulai dari 0 sampai 9 secara berurutan. Berikut contoh kode akun numerical.

1 Kas
2 Piutang usaha
3 Perlengkapan kantor
4 Peralatan kantor
5 Gedung
6 Akumulasi penyusutan gedung
7 Utang usaha
8 Utang bank
9 Modal Tuan Kuncoro
10 Pengambilan pribadi Tuan Kuncoro
11 Pendapatan jasa
12 Beban iklan
13 Beban asuransi
14 Beban perlengkapan

Pengodean akun secara numerical memiliki kelemahan, yaitu pada saat terjadi penambahan akun, kodenya tidak akan berurutan dengan kode akun sejenis. Misalnya terjadi penambahan akun sewa dibayar di muka. Akun tersebut seharusnya berada dalam urutan aktiva lancar, yaitu setelah piutang usaha. Namun, karena akun yang ada sudah diberi kode sampai 14, akun tersebut berada dalam urutan 15. Dengan demikian, urutannya menjadi berada setelah beban. Jika tidak teliti pada saat menghitung jumlah aktiva, mungkin akun sewa dibayar di muka tidak ikut dihitung. Hal ini tentu akan menyebabkan kesalahan penghitungan jumlah akun.

b. Kode Desimal

Kode desimal dibuat dengan menggunakan angka. Setiap akun diberi kode lebih dari satu angka. Kode desimal dapat dibuat dengan menggunakan dua desimal, tiga desimal, atau empat desimal bergantung kebutuhan atau banyaknya akun yang digunakan.

Pengodean akun secara desimal dapat dibuat dalam bentuk kode kelompok dan kode blok.

1) Kode Kelompok

Pengodean akun secara kelompok diawali dengan mengelompokkan akun menjadi beberapa kelompok. Misalnya, harta atau aktiva diberi kode kelompok 1, kewajiban diberi kode kelompok 2, modal diberi kode kelompok 3, pendapatan diberi kode kelompok 4, dan beban diberi kode kelompok 5.

Jika akan dibuat kode akun dua desimal, angka kelompok tersebut ditambah satu angka lagi. Berikut contoh kode akun dua desimal untuk kelompok aktiva.
Kode Akun
Nama Akun
1
Aktiva
11
Kas
12
Piutang usaha
13
Perlengkapan kantor
Jika jumlah akun yang digunakan banyak, pengkodean dapat dikembangkan menjadi kode kelompok tiga desimal. Contoh kelompok aktiva dengan kode tiga desimal, seperti berikut.
Kode Akun
Nama Akun
1
Aktiva
11
Aktiva lancar
111
Kas
112
Piutang usaha
113
Perlengkapan kantor
Kode 111 untuk kas berarti angka 1 pertama menunjukkan kelompok aktiva, angka 1 kedua menunjukkan golongan aktiva lancar, dan angka 1 ketiga menunjukkan nomor urut aktiva berdasarkan urutan aktiva yang paling lancar.
Jika kode akun tiga desimal belum mencukupi, dapat digunakan kode angka empat desimal. Misalnya, kas diberi kode 1101, utang usaha diberi kode 2101, modal diberi kode 3101, pendapatan diberi kode 4101, dan beban usaha diberi kode 5101.

2) Kode Blok

Pengodean akun blok diawali dengan mengelompokkan akun-akun yang digunakan menjadi beberapa blok. Misalnya, aktiva berada dalam kode blok 100—199, kewajiban 200—299, modal 300—399, pendapatan 400—499, dan beban 500—699.

Berdasarkan kode blok tersebut, setiap kelompok akun dapat dibagi menjadi beberapa blok golongan dan nomor. Misalnya, untuk kelompok aktiva diberi kode seperti berikut.
Aktiva
100 - 199
Aktiva lancar
100 - 149
Kas
101
Piutang usaha
102  
Perlengkapan
103
Aktiva tetap
150 - 199
Peralatan kantor
151
Akumulasi penyusutan peralatan kantor
152  
Gedung
153
Akumulasi penyusutan gedung
154
c. Kode Mnemonik

Kode mnemonik dibuat dengan menggunakan simbol atau karakter tertentu. Berikut contoh pengodean akun dengan kode mnemonik.
Nama Akun
Kode
Aktiva Lancar
AL
Kas
AL—K
Piutang usaha
AL—PU
Perlengkapan kantor
AL—PK
Aktiva Tetap
AT
Peralatan kantor
AT—PK
Akumulasi penyusutan peralatan kantor
AT—AKPK
Kewajiban Lancar
KL
Utang usaha
KL—UU
Utang bank
KL—UB
Modal
M
Modal pemilik
M—MP
Pengambilan pribadi pemilik
M—PP
Pendapatan usaha
PU
Pendapatan jasa
PU—PJ
Pendapatan di luar usaha
PLU
Pendapatan bunga
PLU—PB
Beban usaha
BU
Beban gaji karyawan
BU—BGK
Beban iklan
BU—BI
Beban di luar usaha
BLU
Beban bunga
BLU—BB
d. Kode Kombinasi Huruf dan Angka

Sesuai namanya, kode ini dibuat dengan mengkombinasikan huruf dan angka. Misalnya, aktiva berupa kas diberi kode A 101, akun piutang usaha diberi kode A 102, akun kewajiban berupa utang usaha diberi kode K 201, akun modal pemilik diberi kode M 301, akun pendapatan jasa diberi kode PJ 401, dan akun beban gaji karyawan diberi kode B 501.

Kode-kode akun tersebut akan dipindahkan ke buku besar pada saat posting. Akun buku besar dapat dibuat dalam akun bentuk T, bentuk dua kolom, akun bentuk tiga kolom, dan akun bentuk empat kolom. Berikut disajikan bentuk-bentuk akun tersebut.

a. Akun Bentuk T

b. Akun Bentuk Dua Kolom
c. Akun Bentuk Tiga Kolom

d. Akun Bentuk Empat Kolom

Akun bentuk T banyak digunakan dalam latihan-latihan penyelesaian soal karena bentuknya lebih sederhana, tetapi dalam praktiknya di perusahaan digunakan akun bentuk berkolom. Berikut disajikan contoh jurnal dan cara memindahbukukannya ke akun bentuk T dan bentuk empat kolom.
Jika jurnal tersebut di-posting ke dalam akun empat kolom akan tampak seperti berikut.

Berikut contoh transaksi, analisis transaksi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, serta pemindahbukuan jurnal ke akun bentuk empat kolom untuk kasus Perusahaan Jaya Abadi.

Transaksi 1

Pada 1 Agustus 2007, Tuan Darun menginvestasikan uangnya sebagai modal perusahaan sebesar Rp 50.000.000,00. Analisis transaksi: Aktiva berupa kas bertambah di debet dan modal Darun bertambah di kredit sebesar Rp 50.000.000,00.

Transaksi 2

Pada 3 Agustus 2007, perusahaan membeli tanah secara tunai sebesar Rp20.000.000,00. Analisis transaksi: Aktiva berupa tanah bertambah di debet dan aktiva berupa kas berkurang di kredit sebesar Rp20.000.000,00.
Transaksi 3

Pada 5 Agustus 2007, perusahaan membeli peralatan kantor sebesar Rp 10.000.000,00 dan perlengkapan kantor sebesar Rp 5.000.000,00 secara kredit.

Analisis transaksi: Aktiva berupa peralatan kantor bertambah di debet sebesar Rp 10.000.000,00, aktiva berupa perlengkapan kantor ber tambah di sebelah debet sebesar Rp 5.000.000,00, dan kewajiban berupa utang usaha bertambah di kredit sebesar Rp 15.000.000,00.
Transaksi 4

Pada 7 Agustus 2007, perusahaan menerima pendapatan jasa sebesar Rp 18.000.000,00 secara tunai. Analisis transaksi: Aktiva berupa kas bertambah di debet dan pendapatan jasa bertambah di kredit sebesar Rp 18.000.000,00.
Transaksi 5

Pada 10 Agustus 2007, perusahaan mengeluarkan beban upah karyawan sebesar Rp 1.500.000,00, beban sewa sebesar Rp 500.000,00, dan beban iklan sebesar Rp 250.000,00. Analisis transaksi: Akun beban upah, beban sewa, dan beban iklan bertambah di sebelah debet masing-masing sebesar Rp 1.500.000,00, Rp 500.000,00, dan Rp 250.000,00. Adapun akun aktiva berupa kas berkurang di kredit sebesar Rp 2.250.000,00.

Transaksi 6

Pada 15 Agustus 2007, perusahaan membayar utang sebesar Rp 9.000.000,00. Analisis transaksi: Aktiva berupa kas berkurang di kredit dan kewajiban berupa utang usaha berkurang di debet sebesar Rp 9.000.000,00.

Transaksi 7

Pada 19 Agustus 2007, perusahaan menyelesaikan jasa sebesar Rp 20.000.000,00. Adapun pendapatannya akan di terima bulan depan.

Analisis transaksi: Aktiva berupa piutang usaha bertambah di debet dan pendapatan jasa bertambah di kredit sebesar Rp 20.000.000,00.
Transaksi 7

Transaksi 8

Pada 31 Agustus 2007, dihitung perlengkapan kantor yang tersisa sebesar Rp 3.500.000,00.

Analisis transaksi: Perlengkapan kantor yang tersedia sebesar Rp 5.000.000,00 dan jumlah perlengkapan yang tersisa sebesar Rp 3.500.000,00. Jadi perlengkapan kantor yang terpakai sebesar Rp 1.500.000,00. Dengan demikian, beban perlengkapan kantor bertambah di debet dan per lengkapan kantor berkurang di kredit sebesar Rp 1.500.000,00.
Transaksi 8

Transaksi 9

Pada 31 Agustus 2007, perusahaan menerima pelunasan piutang usaha atas transaksi 19 Agustus 2007 sebesar Rp 7.500.000,00.

Analisis transaksi: Aktiva berupa kas bertambah di debet dan piutang usaha berkurang di kredit sebesar Rp7.500.000,00.
Transaksi 9

Transaksi 10

Pada 31 Agustus 2007, Tuan Darun mengambil uang kas dari perusahaan sebesar Rp2.500.000,00 untuk kepentingan pribadinya.

Analisis transaksi: Aktiva berupa kas berkurang di kredit dan akun prive bertambah di debet sebesar Rp 2.500.000,00.
Transaksi 10

Contoh Soal SPMB 2005(1) :

Jika diketahui bahwa selama suatu periode jumlah aktiva telah bertambah dengan Rp 40.000.000,00 dan jumlah kewajiban bertambah dengan Rp 18.000.000,00 selama periode itu, besarnya modal selama periode tersebut ....

a. bertambah dengan Rp 58.000.000,00
b. berkurang dengan Rp 58.000.000,00
c. bertambah dengan Rp 22.000.000,00
d. berkurang dengan Rp 22.000.000,00
e. tidak bertambah atau berkurang

Penyelesaian:

Aktiva = Utang + Modal
Modal = Aktiva – Utang (Kewajiban)
= 40.000.000,00 – 18.000.000,00
= 22.000.000,00

Jawaban: c

D. Neraca Saldo (Trial Balance)

Berdasarkan Bagan 3 tentang siklus akuntansi, langkah selanjutnya setelah posting ke dalam buku besar, yaitu menyusun neraca saldo. Neraca saldo, yaitu daftar saldo setiap akun yang ada dalam buku besar pada periode tertentu. Fungsi neraca saldo, yaitu untuk membuktikan kebenaran setiap akun dan keseimbangan jumlah akun di debet dan di kredit.

Berdasarkan saldo-saldo buku besar Perusahaan Jaya Abadi, dapat disusun neraca saldo sebagai berikut.
Neraca Saldo

E. Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entry)

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda atau keluarga Anda pernah melakukan pembayaran beban dibayar di muka. Misalnya, pada awal tahun ajaran baru Anda membayar uang Sumbangan Pembangunan dan Pendidikan (SPP) sekaligus untuk 1 tahun. Setelah Anda sekolah dua bulan, berarti beban SPP yang sudah Anda gunakan selama dua bulan dan sisanya selama sepuluh bulan belum Anda gunakan. Jika hal ini terjadi dalam sebuah perusahaan, untuk menampilkan data yang sebenarnya harus dibuat jurnal penyesuaian.

Dengan demikian, jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat. Selain itu, jurnal penyesuaian juga digunakan untuk mencatat transaksi yang telah dicatat, tetapi memerlukan koreksi agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenar nya. Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi. Jurnal penyesuaian, di antaranya dibuat untuk transaksi beban dibayar di muka, pendapatan diterima di muka, beban yang belum dibayar, pendapatan yang masih harus diterima, pemakaian perlengkapan, dan penyusutan aktiva tetap.

1. Beban Dibayar di Muka

Saldo beban dibayar di muka harus disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Misalnya, perusahaan membayar beban untuk jangka waktu tiga bulan. Pada akhir tahun (Desember), beban tersebut baru terpakai satu bulan. Beban yang telah dibayar untuk dua bulan selanjutnya harus dikoreksi karena jumlah tersebut tidak mencerminkan keadaan beban perusahaan yang sebenarnya. Besarnya beban dibayar di muka yang harus dijurnal dapat dilihat pada garis waktu berikut.

a. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai aktiva
awal pencatatan dicatat sebagai aktiva

Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu seperti berikut.
Jurnal penyesuaian

b. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai beban
awal pencatatan dicatat sebagai beban

Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Jurnal penyesuaian

2. Pendapatan Diterima di Muka (Pendapatan yang Belum Direalisasikan)

Sama seperti beban dibayar di muka, pendapatan yang belum direalisasikan harus disesuaikan agar jumlah pendapatan yang tercantum dalam laporan laba/rugi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Besarnya pendapatan belum direalisasi yang harus dijurnal, dapat dilihat pada garis waktu berikut.

a. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai kewajiban
awal pencatatan dicatat sebagai kewajiban

Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Jurnal penyesuaian

b. Jika pada awal pencatatan dicatat sebagai pendapatan
awal pencatatan dicatat sebagai pendapatan

Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Jurnal penyesuaian

3. Beban yang Belum Dibayar

Berbeda dengan beban dibayar di muka, beban yang belum dibayar merupakan biaya yang akan dibayar pada periode yang akan datang. Misalnya, gaji karyawan dibayar setiap tanggal 5, pada akhir periode (31 Desember) perusahaan belum membayar jasa yang diberikan karyawan terhitung sejak tanggal 6 Desember sampai 31 Desember karena pembayaran akan dilakukan pada tanggal 5 bulan berikutnya. Dengan demikian, perusa haan memiliki utang kepada karyawan. Utang inilah yang harus disesuaikan. Jurnal penyesuaian tersebut dibuat berdasarkan garis waktu berikut. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Jurnal penyesuaian

Obligasi pendapatan (revenue bond) merupakan obligasi yang diterbitkan oleh suatu badan usaha pemerintah
yang berwenang. Pembayaran pokok dan bunga untuk obligasi ini dilakukan dari pendapatan yang diperoleh pemerintah tertentu. Misalnya, perusahaan air minum milik pemerintah kota dapat menerbitkan obligasi pendapatan. Adapun pembayaran pokok serta bunga obligasi yang diterbitkan dilakukan dari pendapatan yang diperoleh perusahaan tersebut.

4. Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Pendapatan yang masih harus diterima merupakan pendapatan yang akan diterima pada periode yang akan datang. Misalnya, belum diterima pendapatan bunga atas pemilikan obligasi. Jurnal penyesuaian dibuat berdasarkan garis waktu berikut. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Jurnal penyesuaian

5. Pemakaian Perlengkapan

Selama tahun berjalan, jumlah perlengkapan yang dibeli akan terus berkurang karena terus-menerus dipakai. Dengan demikian, jumlah yang tercantum dalam neraca saldo tidak menunjukkan jumlah yang sebenarnya. Oleh karena itu, dibutuhkan jurnal penyesuaian untuk mencatat jumlah pemakaian selama tahun berjalan agar jumlah perlengkapan yang ada dapat dikurangkan dengan jumlah pemakaiannya. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat, yaitu sebagai berikut.
Jurnal penyesuaian
6. Penyusutan Aktiva Tetap

Biaya atau harga perolehan) yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva tetap menjadi beban bagi perusahaan. Biaya tersebut harus dialokasikan menjadi beban sesuai dengan lamanya waktu penggunaan (umur ekonomis) aktiva tersebut. Pengalokasian harga harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya yang dilakukan secara sistematis disebut penyusutan. Semua aktiva, kecuali tanah harus disusutkan. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mengalokasi biaya penyusutan, yaitu sebagai berikut.
Jurnal penyesuaian

F. Neraca Lajur (Work Sheet)

Neraca lajur atau disebut juga kertas kerja merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data akuntansi serta meng ikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun dengan tujuan untuk menyiapkan data yang akan dianalisis dalam bentuk laporan keuangan. Neraca lajur bukan bagian dari jurnal, buku besar, atau laporan keuangan. Neraca lajur hanya sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur yang sering digunakan, yaitu neraca lajur bentuk 10 kolom. Namun, ada juga neraca lajur bentuk 6 kolom, 8 kolom, dan 12 kolom.

1. Neraca Lajur Bentuk 6 Kolom
Neraca Lajur Bentuk 6 Kolom

2. Neraca Lajur Bentuk 8 Kolom
Neraca Lajur Bentuk 8 Kolom

3. Neraca Lajur Bentuk 10 Kolom
Neraca Lajur Bentuk 10 Kolom

4. Neraca Lajur Bentuk 12 Kolom
Neraca Lajur Bentuk 12 Kolom

Kolom-kolom neraca lajur, terdiri atas kolom-kolom berikut.

1. Neraca Saldo

Neraca saldo terdiri atas dua kolom, yaitu kolom debet dan kredit. Kolom neraca saldo berisi nilai dari setiap akun pada akhir periode akuntansi. Neraca saldo disusun berdasarkan data yang ada dalam buku besar.

2. Penyesuaian

Kolom penyesuaian juga terdiri atas kolom debet dan kredit. Penyesuaian perlu dilakukan untuk menggambarkan ketepat an besarnya nilai setiap akun.

3. Neraca Saldo Disesuaikan

Neraca saldo disesuaikan disusun dengan cara menggabungkan angka pada kolom neraca saldo dan penyesuaian.

4. Laporan Laba/Rugi

Kolom untuk laba/rugi berisi angka-angka yang termasuk unsur-unsur laporan laba/rugi, yaitu semua pendapatan dan beban.

5. Laporan Perubahan Modal

Kolom untuk laporan perubahan modal berisi angka-angka yang termasuk unsur-unsur laporan perubahan modal, yaitu modal awal, laba/rugi periode yang bersangkutan, dan prive.

6. Neraca

Akun yang dimasukkan pada kolom neraca berupa unsur-unsur untuk menyusun neraca, yaitu akun-akun riil.

Contoh Soal :

Pada bulan Desember, Sari mendirikan cabang usaha jasa konsultasi pernikahan dengan nama Biro Jasa Konsultasi Sari. Berikut ini transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2007.

1 Desember, Sari menyetorkan aktiva berikut sebagai modal perusahaan.

Kas Rp5.640.000,00
Piutang usaha Rp1.200.000,00
Perlengkapan kantor Rp1.000.000,00
Peralatan kantor Rp7.200.000,00

1 Desember, dibayar sewa untuk 3 bulan sebesar Rp2.880.000,00.
1 Desember, dibayar premi asuransi sebesar Rp1.200.000,00 untuk 1 tahun.
4 Desember, diterima uang tunai sebesar Rp2.800.000,00 atas jasa yang akan diberikan dan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka.
5 Desember, dibeli peralatan kantor sebesar Rp1.440.000,00 secara kredit.
6 Desember, diterima pelunasan piutang usaha dari pelanggan sebesar Rp640.000,00.
10 Desember, dibayar secara tunai beban iklan di surat kabar sebesar Rp96.000,00.
12 Desember, dibayar utang usaha atas transaksi tanggal 5 Agustus sebesar Rp640.000,00.
12 Desember, diselesaikan jasa yang pendapatannya akan diterima kemudian sebesar Rp960.000,00.
13 Desember, dibayar gaji karyawan untuk 2 minggu sebesar Rp3.000.000,00.
17 Desember, diterima pendapatan usaha sebesar Rp1.680.000,00.
18 Desember, dibeli tunai perlengkapan kantor Rp600.000,00.
20 Desember, diselesaikan jasa yang pendapatannya akan di teri ma kemudian sebesar Rp880.000,00.
24 Desember, diterima tunai pendapatan jasa dari pelanggan sebesar Rp1.480.000,00.
24 Desember, diterima pelunasan piutang usaha Rp1.040.000,00.
27 Desember, dibayar gaji karyawan sebesar Rp3.000.000,00 untuk 2 minggu.
29 Desember, dibayar tagihan telepon sebesar Rp104.000,00.
30 Desember, dibayar tagihan listrik sebesar Rp160.000,00.
30 Desember, diterima tunai pendapatan usaha dari pelanggan sebesar Rp840.000,00.
30 Desember, diselesaikan jasa yang pendapatannya akan di terima kemudian sebesar Rp400.000,00.
30 Desember, Sari mengambil uang kas dari perusahaan sebesar Rp1.200.000,00 untuk keperluan pribadinya.

Data penyesuaian pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.

a. Asuransi yang terpakai sebesar Rp100.000,00.
b. Perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp976.000,00.
c. Penyusutan peralatan kantor sebesar Rp200.000,00.
d. Sewa yang terpakai sebesar Rp640.000,00.
e. Pendapatan diterima di muka yang sudah benar-benar menjadi hak per usahaan sebesar Rp960.000,00.

Berdasarkan transaksi tersebut dibuat jurnal umum dan buku besar seperti berikut.

Berdasarkan buku besar tersebut disusun neraca saldo seperti berikut.
neraca saldo

Adapun jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember, yaitu sebagai berikut.
Jurnal Penyesuaian

Selanjutnya, disusun neraca lajur seperti berikut.
neraca lajur

G. Laporan Keuangan (Financial Statement)

Setelah Anda mempelajari cara pembuatan kertas kerja, selanjutnya Anda akan mempelajari cara penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa. Dalam laporan keuangan disajikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi.

Tujuan dibuatnya laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu bagi pihak internal dan pihak eksternal perusahaan.

1. Internal Perusahaan

Laporan keuangan digunakan untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan oleh manajer.

2. Eksternal Perusahaan

Laporan keuangan digunakan sebagai laporan keadaan atau posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan pokok untuk sebuah perusahaan, terdiri atas laporan laba/rugi (income statement), laporan perubahan modal (statement of owner’s equity/capital statement), neraca (balance sheet), dan laporan arus kas (cash flow statement).

1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi merupakan ikhtisar pendapatan dan beban selama periode tertentu. Laporan laba/rugi dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu laporan laba/rugi bentuk multiple steps dan laporan laba/rugi bentuk single step. Khusus untuk perusahaan jasa dan perorangan, biasanya laporan laba/ruginya disusun dalam bentuk single step. Unsur-unsur dalam laporan laba/rugi bentuk single step hanya terdiri atas pendapatan dan beban yang disajikan secara keseluruhan.

Adapun laporan laba/rugi bentuk multilpe steps digunakan untuk perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Dalam laporan laba/rugi bentuk multiple steps pendapatan dan beban diperinci menjadi beberapa bagian. Misalnya, beban penjualan, beban administrasi dan umum, beban di luar usaha, serta pendapatan di luar usaha. Berikut disajikan contoh laporan laba/rugi bentuk single step untuk kasus Biro Jasa Konsultasi Sari.
Laporan Laba/Rugi

Contoh Soal SPMB 2004

Selama bulan Juli 2003, suatu perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 25.000.000,00. Pemilik melakukan pengambilan prive sebesar Rp1.300.000,00. Pada tanggal 1 Juli 2003 utang perusahaan ini berjumlah Rp 6.000.000,00 dan aktivanya berjumlah Rp 12.000.000,00. Pada tanggal 31 Juli 2003 modal berjumlah Rp 17.000.000,00 dan utangnya berjumlah Rp 6.000.000,00. Jumlah biaya selama bulan Juli 2003 adalah ....

a. 18.700.000,00
b. 18.300.000,00
c. 15.300.000,00
d. 12.700.000,00
e. 12.300.000,00

Penyelesaian:

Neraca per 1 Juli (awal)

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
12.000.000 = 6.000.000 + Ekuitas
Ekuitas = 6.000.000

Neraca per 31 Juli (akhir)
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas = 6.000.000 + 17.000.000 = 23.000.000

Laporan perubahan modal

Ekuitas (akhir) = Ekuitas (awal) + Pendapatan – Biaya – Prive
17.000.000 = 6.000.000 + 25.000.000 – Biaya –1.300.000
Biaya = 12.700.000

Jawaban: d

2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)

Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar perubahan modal pemilik yang terjadi selama periode tertentu. Komponen laporan perubahan modal terdiri atas modal awal, laba atau rugi pada periode bersangkutan, dan modal akhir.
Laporan Perubahan Modal

3. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah suatu laporan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan. Neraca dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk laporan. Pada umumnya perusahaan menggunakan neraca bentuk laporan. Berikut disajikan neraca bentuk laporan dan skontro untuk kasus Biro Jasa Konsultasi Sari.

Neraca Bentuk Laporan
Neraca Bentuk Laporan

Neraca Bentuk Skontro
Neraca Bentuk Skontro

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas yang diterima dan jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan. Jumlah kas yang diterima seperti pendapatan tunai dari pemilik. Adapun jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan, seperti pembayaran beban-beban, pembayaran utang, dan pengambilan pribadi. Jumlah arus kas bersih yang tercantum dalam laporan arus kas harus sama dengan jumlah kas yang tercantum dalam neraca (balance sheet).
Laporan Arus Kas

Setiap laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan memiliki keterkaitan, di antaranya sebagai berikut.

  1. Laba bersih yang ada dalam laporan laba/rugi akan menambah ekuitas pemilik yang disajikan sebagai penambah modal dalam laporan perubahan modal. Adapun rugi bersih akan mengurangi ekuitas pemilik yang disajikan sebagai pengurang modal dalam laporan perubahan modal.
  2. Modal akhir yang ada dalam laporan perubahan modal akan dipindahkan ke neraca sebagai penyeimbang terakhir untuk neraca.

Setelah laporan keuangan disusun, tujuan penyelenggaraan akuntansi yang utama sudah tercapai, yaitu menyediakan informasi akuntansi bagi para pemakai informasi. Namun, proses akuntansi belum selesai karena masih ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu membuat jurnal penutup dan jurnal pembalik.

1. Jurnal Penutup (Closing Entry)

Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan untuk menghilangkan saldo akun sementara. Akun pendapatan dan beban merupakan akun sementara. Oleh karena itu, nilai kedua akun tersebut harus dijadikan nol pada akhir tahun. Pengambilan prive juga merupakan akun sementara yang harus ditutup pada akhir tahun. Berikut dijelaskan cara membuat ayat jurnal penutup yang biasa dibuat oleh sebuah perusahaan.

a. Menutup Seluruh Akun Pendapatan ke Akun Ikhtisar Laba/Rugi

Saldo normal akun pendapatan berada di sebelah kredit. Oleh karena itu, harus ditutup dengan mendebet akun pendapatan tersebut. Dengan menggunakan data keuangan Biro Jasa Konsultasi Sari dapat dibuat jurnal penutup pendapatan sebagai berikut.
jurnal penutup pendapatan

b. Menutup Seluruh Akun Beban ke Akun Ikhtisar Laba/Rugi

Perkiraan beban ditutup dengan cara mengkredit jumlah beban yang ada dalam laporan laba/rugi karena saldo normal akun beban ada di sebelah debet. Jurnal untuk menutup akun beban pada kasus Biro Jasa Konsultasi Sari, yaitu sebagai berikut.

Ikhtisar laba/rugi Rp7.924.000,00
Beban gaji Rp 6.000.000,00
Beban sewa Rp 640.000,00
Beban perlengkapan kantor Rp 624.000,00

Beban penyusutan peralatan kantor Rp 200.000,00
Beban listrik Rp 160.000,00
Beban telepon Rp 104.000,00
Beban asuransi Rp 100.000,00
Beban iklan Rp 96.000,00

c. Menutup Akun Ikhtisar Laba/Rugi ke Akun Modal

Jumlah ikhtisar laba/rugi yang dibuatkan jurnal penutupnya, yaitu selisih antara ikhtisar laba/rugi pada jurnal penutup untuk pendapatan dan jurnal penutup untuk beban. Akun ikhtisar laba/rugi Biro Jasa Konsultasi Sari tampak seperti berikut.

ikhtisar laba/rugi

Dengan demikian, jurnal untuk mencatat laba yang di peroleh Biro Jasa Konsultasi Sari, yaitu sebagai berikut.
jurnal untuk mencatat laba

Adapun jika perusahaan Biro Jasa Konsultasi Sari menderita rugi, jurnal penutup yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
jurnal penutup

d. Menutup Akun Pengambilan Pribadi (Prive) ke Akun Modal

Pengambilan pribadi (prive) bersaldo normal di sebelah debet, jurnal penutup yang harus dibuat untuk pengambilan pribadi Sari, yaitu sebagai berikut.
jurnal penutup

2. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Setelah jurnal penutup dibuat, saldo aktiva dan kewajiban tidak mengalami perubahan, tetapi saldo modal mengalami penambahan atau pengurangan. Adapun saldo pendapatan dan beban dihilangkan karena saldonya menjadi nol. Selanjutnya, perkiraan aktiva, kewajiban, dan modal disusun dalam neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan untuk kasus perusahaan Biro Jasa Konsultasi Sari, yaitu sebagai berikut.
Neraca Saldo Setelah Penutupan

3. Jurnal Pembalik (Reversing Entry)

Jurnal pembalik adalah suatu jurnal untuk membalikkan ayat jurnal penyesuaian tertentu yang dibuat sebelumnya dan memiliki pengaruh penting terhadap transaksi rutin yang akan terjadi pada tahun berikutnya. Ada empat jurnal penyesuaian yang memerlukan jurnal pembalik, yaitu sebagai berikut.

a. Beban Dibayar Terlebih Dahulu (Beban Dibayar di Muka) yang Dicatat sebagai Beban

Misalnya, pada 1 September 2007 dibayar asuransi untuk 1 tahun sebesar Rp 3.600.000,00. Jurnal yang dibuat pada saat terjadi transaksi, yaitu sebagai berikut.
Jurnal yang dibuat pada saat terjadi transaksi

Adapun jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
jurnal penyesuaian

Jurnal penutup yang dibuat, yaitu sebagai berikut.
Jurnal penutup

b. Pendapatan Diterima di Muka yang Dicatat sebagai Pendapatan

Misalnya, pada 1 Oktober 2007 diterima pendapatan sewa untuk 1 tahun sebesar Rp2.400.000,00. Jurnal yang dibuat pada saat terjadi transaksi, yaitu sebagai berikut.
Jurnal yang dibuat pada saat terjadi transaksi

Adapun jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.

c. Beban yang Belum Dibayar

Misalnya, pada 31 Desember 2007 ada beban gaji yang belum dibayarkan sebesar Rp 6.000.000,00. Perusahaan membayar gaji secara bulanan setiap tanggal 2 sebesar Rp 6.000.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember, yaitu sebagai berikut.

Pada 31 Desember, dibuat juga ayat jurnal penutup seperti berikut.

Jurnal pembalik yang dibuat, yaitu sebagai berikut.

Dengan demikian, pada tanggal 2 Februari 2008 (pada saat pembayaran gaji) dibuat jurnal sebagai berikut.

d. Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Misalnya, pada 31 Desember 2007 terdapat pendapatan sewa yang masih harus diterima untuk bulan Desember sebesar Rp 500.000,00 yang akan dibayarkan pada 10 Januari 2008. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.

Adapun jurnal pembalik yang dibuat, yaitu sebagai berikut.

Jurnal yang dibuat pada tanggal 10 Januari, yaitu sebagai berikut.

Jika tidak dibuat jurnal pembalik yang dibuat, jurnal yang dibuat pada saat pembayaran (10 Januari 2008), yaitu sebagai berikut.

Anda sekarang sudah mengetahui Akuntansi
Blog, Updated at: 06.13
Copyright © 2014. Dunia Belajar - All Rights Reserved
Template by seocips.com
Template Published by template.areasatu.com
Powered by A1
Back to top